Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Stunting dan Kesehatan Mental Anak

6 Mei 2023   21:43 Diperbarui: 7 Mei 2023   14:01 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendampingan kepada ibu-ibu tentang pencegahan stunting. Sumber: Humas Tanoto Foundation via kompas.com

Stunting adalah kondisi ketika anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari tinggi badan rata-rata anak seusianya. Stunting terjadi karena kekurangan nutrisi dan tidak mendapatkan gizi yang cukup selama masa pertumbuhan. Stunting dapat berdampak negatif baik terhadap kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa anak.

Beberapa penelitian salah satunya seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahman pada tahun 2016 menunjukkan bahwa stunting dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dan kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru. 

Penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah-masalah kesehatan jiwa, seperti kecemasan, depresi, serta gangguan perilaku. Selain itu, anak-anak yang mengalami stunting juga cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah, keterlambatan dalam perkembangan kognitif dan bahasa, serta kesulitan belajar di sekolah.

Anak dengan stunting ialah lebih rentan terhadap kecemasan maupun depresi karena kekurangan gizi kronis yang mereka alami dapat memengaruhi perkembangan otak dan fungsi neurotransmitter yang terlibat dalam regulasi suasana hati, emosi, dan perilaku. 

Kekurangan nutrisi kronis pada anak yang mengalami stunting dapat mempengaruhi produksi neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin, yang berperan penting dalam regulasi suasana hati dan emosi. Kurangnya produksi neurotransmitter ini dapat menyebabkan anak mengalami perasaan cemas dan sedih yang berkelanjutan. Neurotransmitter adalah senyawa kimia yang dibuat oleh neuron atau sel saraf yang digunakan untuk mengirimkan sinyal antara neuron dan sel atau organ lain dalam tubuh.

Anak yang mengalami stunting juga mungkin mengalami tekanan dan stres yang lebih tinggi daripada anak yang sehat karena mereka sering kali mengalami kesulitan dalam tugas sehari-hari dan kurangnya dukungan sosial. Hal ini dapat menyebabkan anak mengalami stres kronis, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kecemasan dan depresi. Lebih jauh lagi, stunting juga dapat memengaruhi fungsi eksekutif otak, seperti kemampuan untuk mengendalikan emosi dan perilaku, serta memori dan konsentrasi. Anak yang mengalami stunting mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi emosi dan mengelola stres, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kecemasan dan depresi.

Perlu dicatat bahwa tidak semua anak yang mengalami stunting mengalami masalah kesehatan jiwa. Faktor lain seperti faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup juga dapat mempengaruhi kesehatan jiwa anak. Namun patut mendapat perhatian bersama bahwa anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan jiwa, terutama jika stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama.

Sebagai penutup, setiap anak berhak untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang, serta akses ke layanan kesehatan yang memadai untuk mencegah dan mengatasi stunting. Stunting merupakan masalah serius yang mempengaruhi hak anak, terutama hak atas kesehatan dan hak atas pemenuhan gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dimana hak-hak ini telah dijamin oleh Konvensi Hak Anak yang diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 1990. 

Pencegahan dan penanganan stunting sangat penting untuk memastikan anak tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik maupun mental. Penulis berharap seluruh unsur masyarakat dan pemerintah dapat terus bersinergi dalam upaya untuk meningkatkan akses terhadap gizi yang seimbang dan nutrisi yang cukup selama masa pertumbuhan anak. Selain itu, kondisi kesehatan jiwa dari anak yang mengalami stunting agar terus dijadikan perhatian untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun