Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Stereotip Laki-Laki Tidak Boleh Sakit

21 Februari 2023   22:02 Diperbarui: 22 Februari 2023   10:31 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Freepik/jcomp

Stereotip adalah gambaran mental yang umumnya dipahami atau diharapkan terkait dengan suatu kelompok atau individu yang didasarkan pada karakteristik atau sifat yang dikaitkan dengan kelompok atau individu. 

Stereotip dapat berkaitan dengan ras, gender, agama, orientasi seksual, profesi, dan berbagai kategori sosial lainnya. Stereotip seringkali muncul akibat pengalaman atau pandangan yang terbatas mengenai sebuah kelompok atau seorang individu. 

Stereotip adalah suatu konsep yang dapat mengabaikan kompleksitas dan keunikan individu, serta mendorong pengambilan kesimpulan yang berujung tidak akurat.

Stereotip laki-laki tidak boleh sakit merupakan sebuah isu sosial yang seringkali diangkat dalam beberapa percakapan mengenai gender. Stereotip ini muncul ketika masyarakat menganggap bahwa laki-laki harus selalu kuat dan tangguh, dan tidak boleh menunjukkan tanda-tanda lemah atau sakit. 

Dalam perjalanannya, stereotip ini berdampak negatif kepada kesehatan fisik laki-laki. Beberapa laki-laki merasa malu jika mereka terlihat sakit atau kemudian memerlukan bantuan medis. Akibatnya, banyak laki-laki mengabaikan gejala kesehatan mereka, yang mana seharusnya perlu untuk melakukan kunjungan ke dokter.

Tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, stereotip tersebut pun dapat turut mempengaruhi kesehatan mental laki-laki. 

Melalui stereotip di mana mereka diharapkan untuk menjadi pribadi yang kuat dan tangguh, laki-laki cenderung akan merasa kesulitan untuk bersikap terbuka mengenai perasaan mereka ataupun hingga pada meminta bantuan ketika mereka mengalami masalah atau kejadian-kejadian emosional di dalam hidup mereka.

Pada akhirnya, keadaan ini dapat menjadi sebuah "lingkaran setan" bagi kesehatan mental laki-laki yang dapat menyebabkan stres dan tekanan emosional yang lebih parah.

Selain itu, stereotip laki-laki tidak boleh sakit juga tak menutup kemungkinan dapat mempengaruhi cara seorang dokter memperlakukan pasien laki-laki. 

Dokter bisa saja tidak mengambil keluhan atau gejala serius dari pasien laki-laki karena mereka diharapkan tangguh dan kuat. Ini dapat menyebabkan diagnosis yang tertunda atau tidak akurat hingga berujung pada perawatan yang tidak memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun