Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jika Aku Menjadi Pasien Demensia

14 Januari 2023   16:02 Diperbarui: 14 Januari 2023   18:29 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Silvia dari Pixabay

Demensia merupakan salah satu beban dalam kesehatan masyarakat yang secara signifikan meningkatkan biaya perawatan, baik untuk individu maupun masyarakat.

Demensia ialah sekumpulan gejala yang mempengaruhi memori, kemampuan berpikir, hingga kemampuan sosial seseorang, yang mana berdampak terhadap keseharian penderitanya.

Demensia terjadi akibat kerusakan sel-sel saraf otak pada bagian tertentu yang kemudian menurunkan kemampuan komunikasi sel saraf otak dengan saraf tubuh lain dan memunculkan gejala yang bersesuaian dengan regio otak yang menerima kerusakan. Terdapat tiga belas penyebab yang mendasari kondisi demensia.

Penyakit Alzheimer adalah penyebab demensia yang paling umum, dikarenakan ia mencakup tujuh puluh hingga delapan puluh persen dari seluruh kasus demensia.

Sebagian besar jenis demensia, kecuali demensia vaskular, disebabkan oleh akumulasi plak protein (beta amyloid) di otak yang menginduksi jejas pada saraf-saraf otak dan kematian saraf.

Mengalami kondisi demensia tentu saja merupakan sebuah pil pahit bagi penderitanya. Masa tua, saat dimana kondisi fisik yang dimiliki sudah tak sekuat saat muda, mengingat-ingat kembali kenangan-kenangan indah di masa berjaya ialah paling tidak merupakan hal yang diharapkan dapat tetap dilakukan di usia senja.

Sayangnya, sekumpulan beta amyloid telah merenggut kesempatan tersebut sehingga tiada kenangan yang tersisa. Baginya, ia hanyalah hidup di masa itu, dan tak pernah ada di masa lalu.

Demensia adalah sebuah mimpi buruk, baik untuk para penderitanya yang sering disebut dengan ODD atau orang dengan demensia, maupun orang-orang terdekatnya (caregiver).

Menjawab pertanyaan yang sama dari ODD dengan jawaban yang telah kita berikan berkali-kali tentu bukan merupakan hal mudah dan membutuhkan kesabaran yang ekstra.

Mengajari ODD kapan ia harus mandi ataupun bagaimana urutan dan cara untuk menyikat gigi adalah hal yang tak pernah kita bayangkan akan terjadi secara bifasik di dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun