Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Malingering, Potret Implikasi Bullying dan Demanding Parenting

6 Agustus 2022   20:47 Diperbarui: 7 Agustus 2022   08:55 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi malingering pada anak (Sumber: shutterstock)

Setelah mendapatkan berbagai informasi melalui pertanyaan yang saya lontarkan, saya mengamati tak ada warna kemerahan atau bengkak atau deformitas dari luar pada sendi-sendi di seluruh tubuh termasuk kaki mengingat anak mengeluhkan bahwa kakinya sakit untuk digerakkan. 

Seluruhnya normal, saya pun mencoba meraba-raba tak ada sensasi panas, benjolan, maupun krepitasi pada seluruh tulang dan sendi tubuh. 

Kemudian saya mencoba menggerakkan kaki anak yang tergantung pada tempat tidur di IGD kami, namun anak menahan sambil sedikit merintih dan mengatakan sakit sekali jika digerakkan. Anak diperiksa sambil menonton video-video dari tiktok melalui telepon pintarnya. 

Saya mencoba mengalihkan perhatiannya dengan mengajak anak berbincang tentang video tiktok seperti apa yang ia sukai. 

Ia menjawab ia senang melihat tiktok yang memperlihatkan anak-anak yang menari mengikuti lagu-lagu yang sedang viral di internet. 

Sambil menanyai segala sesuatu tentang tiktok, diam-diam saya menyentakkan kaki anak ke atas di mana pada pemeriksaan sebelumnya terdapat tahanan untuk digerakkan karena ia bersikeras bahwa akan sakit sekali jika digerakkan dan hasilnya anak sama sekali tak sadar bahwa kakinya telah disentakkan alias digerakkan secara keras ke atas dan sama sekali tak menunjukkan bahwa ia kesakitan, dan anak terus tersenyum menceritakan video-video yang ada di tiktok kepada saya walau saya bermodal pengetahuan tiktok seadanya. 

Secara terpisah, lalu saya mencoba menanyai orang tua di luar ruangan IGD untuk mendapatkan informasi terpisah mengenai anak. 

Saya memulai dengan menjelaskan hasil anamnesis (hasil bertanya kepada pasien) dan pemeriksaan fisik yang telah saya lakukan. 

Saya menjelaskan bahwa dari anamnesis tidak ada kemungkinan diagnosis mengarah pada kelainan pada organ (kelainan organik) yang dapat ditarik dan telah dipastikan melalui pemeriksaan fisik yang juga menunjukkan bahwa sejauh ini pemeriksaan adalah dalam batas normal. Lalu saya mengajak orang tua pasien untuk mengingat apa yang terjadi beberapa minggu terakhir. 

Orang tua menjawab bahwa anak baru saja memasuki semester baru dan baru saja mendapatkan pembagian rapor sekitar dua minggu yang lalu. 

Seperti informasi yang telah saya dapatkan di awal perbincangan dengan anak, yakni peringkat berapa ia di kelas, anak menjawab ia peringkat keempat setelah sebelumnya ia merupakan juara di kelasnya. Saya lalu bertanya apakah orang tua saat itu memarahi anaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun