Mohon tunggu...
aria gardhadipura
aria gardhadipura Mohon Tunggu... lainnya -

...melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera... (homicide)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lembaga Sensor = Kita Sendiri!

23 Maret 2010   12:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:14 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_100683" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock.com)"][/caption]

kembali lagi bersama kehidupan boring saya, setelah tidak ada film lagi yang bisa direview, saya kembali ke jaman kegelapan, yaitu menonton film film yang diputar di televisi! memang sangat klasik, jadi ingat dimana jamannya masih belum ada VCD maupun DVD, hanya ada laserdisc dan harga sewanya pun mahal, akhirnya film film yang diputar di televisi adalah pilihannya. tapi belakangan ini di televisi indonesia banyak memutar film film yang kurang asik, atau mungkin bisa dibilang B-Movies, dan film film bagusnya tidak pernah ditambah, itu itu saja yang diputar, benar benar memuakan, tapi apa boleh buat, tak masalah, saya pun menonton film film "terpilih" yang disajikan di televisi tersebut.

karena mungkin hanya itu hiburan saya satu satunya, saya jadi tidak tersiksa dengan munculnya iklan iklan yang biasa saya benci, apalagi iklan tersebut memotong durasi film yang ditayangkan, mungkin dikarenakan mau nonton apalagi? toh cuman itu hiburan, dan saya pun malas untuk memindahkan channel, well, the real B-Movies is here. untungnya beberapa hari terakhir ini beberapa film berkualitas yang diputar walaupun (lagi lagi) itu sudah diulang yang keberapa kalinya, tapi tak apa toh daripada menonton sinetron tidak jelas.

beberapa hal yang saya keluhkan ketika menonton film film hollywood (terutama yang bermutu) adalah ada bagian bagian yang disensor, apalagi bagian sadistik, itu sih tidak dipertanyakan lagi, tapi bagi saya serasa tidak sreg ketika menonton gladiator ketika adegan adegan pertarungan berdarahnya jadi sangat halus, well, masih dalam batas kewajaran. tapi ada lagi hal yang sebenarnya tidak penting untuk disensor, masih teringat beberapa hari lalu saya menonton film favorit saya yaitu V for Vendetta yang diputar tengah malam, ada perkataan yang memasukan kata "muslim" tapi disensor dengan dihilangkan bagian suara ketika si tokoh dalam film tersebut (prothero) mengatakan hal tersebut (muslim), padahal kalau dipikir pikir lagi, perkataan muslim yang dihilangkan oleh si stasiun TV tersebut tidak akan begitu berpengaruh, karena settingnya sendiri dari film tersebut merujuk ke masa kedzaliman dan kediktatoran penguasa yang membenci kaum kaum tertentu termasuk muslim di britania raya, dan hal tersebut yang menjadi masalah yang pada akhirnya akan diberantas oleh si jagoan (V) dalam film tersebut.

mungkin tindakan tersebut diambil oleh si stasiun TV tersebut mengingat negara kita adalah negara yang "sensitif" akan hal hal berbau agama, apalagi melibatkan agama islam, maka perkataan "secuil" pun yang merujuk pada penghinaan pasti akan berdampak besar, padahal mereka tidak melihat dengan jelas dimana "kata kata" tersebut dilontarkan, dan dalam situasi apa. disini halnya, dalam sebuah film vigilante terbaik pada masanya, film yang sarat pesan moral dan kritikan frontal terhadap tindakan diktator yang semena mena mengatur kehidupan masyarakat, V muncul sebagai anti-hero yang menginginkan kebebasan dan persamaan hak, dan dia berkorban demi hal tersebut. jadi intinya adalah, kata kata "muslim" yang disensor tersebut tidak berpengaruh sama sekali, bahkan menjadi sesuatu yang diperjuangkan di film tersebut, apalagi ada adegan yang memeprlihatkan keindahan Al-Quran di pertengahan film tesebut.

oleh karena itu memang sangat disayangkan, tapi tidak bisa disalahakan juga, sikap sentimental masyarakat kita masih sangat kental, apalagi para pihak pihak yang "ekstrim" mungkin mereka akan langsung memporak porandakan hal hal yang menyinggungnya walaupun hanya secuil tanpa dilihat dulu secara keseluruhan makna dari kata kata tersebut. well, semoga para masyarakat indonesia akan lebih terbuka soal sesuatu yang "harus" disensor dan yang "tidak harus" disensor, karena saya sebagai penikmat film sungguh sangat terganggu, okelah untuk adegan terlampau sadis dan nudity ataupun berbau pornografi, tapi untuk satu "kata" yang bisa sangat disalah artikan oleh siapapun, tolonglah pemikirannya dipakai, kita kan rakyat pintar, tidak bodoh bukan?

ya kembali ke topik utama dimana saya sekarang menikmati hiburan akan tayangan tayangan televisi yang berulang ulang diputar, mau bagaimana lagi, toh itu hiburan saya, hehe, lumayanlah daripada tidak ada tontonan sama sekali, mungkin berguna buat anda yang mengalami masa masa keautisan seperti saya, haha, kalau mau lebih dinikmati keautisan tersebut, jangan lupa browsing ke tiap tiap situs web stasiun televisi yang memutar film film hollywood, lalu pantau terus tanggal dan jam tayangnya, dan jangan lupa, tandai hanya film film yang berkualitas, kecuali jika anda tipe penonton segala (alias B-Movies pun ikut dilahap) ya tidak usah ditandai, pantengin saja terus nonstop setiap malam! salam!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun