Mohon tunggu...
aria gardhadipura
aria gardhadipura Mohon Tunggu... lainnya -

...melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera... (homicide)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Musikal Lutung Kasarung: Cerita Rakyat Bertaraf Internasional

29 Desember 2011   07:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:37 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bukan namanya musikal kalau tidak ada nyanyian dan tarian, karena 90% dari teater ini semua dialog disampaikan dalam bentuk nyanyian yang berasal dari talenta-talenta muda Jawa Barat yang diaudisi langsung oleh Didi Petet yang memang mereka bisa nyanyi, nari dan akting secara bagus bersamaan, wow!

Rata-rata 100 lebih para pemain Musikalukas adalah talenta muda yang belum punya pengalaman di panggung hiburan atau industri hiburan profesional Indonesia, tapi di Musikalukas, mereka menyajikan sebuah pertunjukan yang kalau kata Didi Petet bilang "sekelas dengan pertunjukan di Broadway!", dan memang benar, walau tidak mendekati (karena saya belum pernah nonton di Broadway) saya cukup terkesima dengan kemampuan para talenta di Musikalukas, bahkan suara vokal Purbararang sekelas dengan suara Nicky Astria yang khas! Seriusan!

Walau ada beberapa kesalahan teknis yang saya lihat, seperti mic milik Purbararang yang mati, tapi hal tersebut langsung diatasi dengan tanggap dan khas ala gaya kerajaan, jadi yang memberikan mic adalah prajurit kerajaan sambil melakukan gerakan menyembah raja, unik! Kemudian ada beberapa artikulasi yang kurang jelas karena ada satu pemain yang kadang volume mic-nya terlalu keras dan terlalu pelan, tapi masih bisa dimaklumi.

Justru yang paling memikat perhatian adalah karakter tukang bubur yang diperankan dengan sangat apik oleh dua mojang bujang Jawa Barat, dengan gaya kemayu dan suara cempreng, tapi tarian jaipong atraktif mereka membuat para penonton terdiam terkagum-kagum hingga tertawa lebar karena jokes yang dikeluarkan si dua tukang bubur kocak ini.

Purbasari yang menjinakan banteng "viking" Persib [caption id="attachment_152046" align="aligncenter" width="350" caption="Orkestra apik persembahan Imam Ulle"][/caption]

Bicara musik, berterimakasihlah pada Imam Ulle dan Ismet Ruchimat dari Samba Sunda yang menyajikan musik teater yang bervariasi dan memukau telinga para penonton. Dari aliran rock, jazz, pop, balada hingga dangdut dan lagu-lagu tradisional sunda lengkap dengan bunyi gamelan dan kendangnya, semua disuguhkan dengan sangat apik! Perfect!

Dari departemen busana, tidak bisa disangkal lagi, konsep "etnik futuristik" yang dijanjikan oleh Deden Iswanto dan istri dari Alm.Harry Roesli yaitu Kania Roesli benar adanya, kostum tradisional yang benuansa modern dan bergaya ala Lady Gaga berhasil ditampilkan dengan sangat apik. Warna-warnanya memanjakan mata, beragam, mencolok, tapi enak dipandang.

Interior panggungnya memang bergaya minimalis, tapi permainan visual sangat berperan disini, dari terbitnya matahari hingga background hutan tempat Lutung Kasarung beraksi disajikan tanpa cela di panggung aula Sabuga ini.

Tapi ada baiknya bagi anda yang belum tahu legenda Lutung Kasarung, membaca terlebih dahulu seperti apa sih ceritanya. Karena bisa-bisa anda bingung dengan alur cerita yang dibagi dalam dua babak ini, karena bagi beberapa orang, cerita dari Musikalukas ini agak terlalu cepat dan "clek-clok" (istilah orang sunda) so, pay attention! Untungnya ada beberapa komedi dan guyon khas tanah pasundan yang diselipkan di Musikalukas ini, salah satunya adalah kemunculan banteng yang dijinakan Purbasari, ternyata banteng tersebut adalah banteng viking, alias penggemar berat Persib Bandung, lebih hebatnya lagi yang menjadi banteng adalah penata koreografi Musikalukas sendiri yaitu Ayo Sunaryo, cameo yang dashyat!

Lalu dimana posisi Chicco Jerikho? Setelah kekasihnya kalau ditotal-total hanya muncul tidak lebih dari 10 menit, Chicco muncul di lima menit terakhir dengan suara vokal yang "pas-pas-an" (kalau bilang jelek terlalu kasar, he-he) padahal kehadiran Chicco sebagai sosok "ganteng" Lutung Kasarung yaitu Guruminda merupakan final appearance dan ending yang seharusnya dinyanyikan dengan sangat bermakna. Oh poor you Chicco, maaf, saya jujur dari dalam hati, masih jauh lebih bagus Lutung Kasarung-nya yang bernyanyi. Tapi sekali lagi, itu terserah kepada anda, silakan tonton sendiri untuk membuktikan.

Kemunculan Chicco "five-minute" Jerikho Menari dan menyanyi bersama di akhir pertunjukan [caption id="attachment_152049" align="aligncenter" width="381" caption="Kehadiran Dede Yusuf & Iman Taufik sebagai penggagas Musikalukas "][/caption] [caption id="attachment_152050" align="aligncenter" width="384" caption="Semuanya berkumpul bersama"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun