Mohon tunggu...
Ari Budiarsyah
Ari Budiarsyah Mohon Tunggu... lainnya -

Lahir di jakarta bersamaan ketika john F. kennedy memperingati 72 tahun kelahirannya.. pada tahun 2013, menamatkan pendidikan sarjana sastra jepang di suatu sekolah tinggi bahasa di daerah jakarta selatan.. minatnya pada budaya, sastra jepang, psikologi, politik dan filsafat membuatnya terus menerus belajar untuk memperkaya pengetahuan tentang orang-orang maupun kondisi sosial di sekitarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jaket untuk Mama

9 September 2014   07:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ada yg berbahagia karena si sekarat telah menjadi mayat
karena sedari kemarin ia sudah mengantri di lorong
menunggu kamar yang kosong..

ada yg semakin riuh ketika si sekarat tak terasa nafasnya lagi..
tempat tidur di sebelahnya telah di dorong keluar.
semakin berdebar dalam hatinya berkata "entah kapan giliranku tiba di dorong keluar"
akankah bisa kulihat hari esok..

diantaranya ada juga yang sudah enggan tuk berharap..
kematian itu terasa dekat..
begitu menyakitkan..
hanya bisa menunggu kau menghembuskan nafas terakhir..

dingin.. kejang..
tolong kecilkan AC nya..
karena tempat tidur ini tepat dibawah AC..

ah.. tanya saja pada receptionist di depan..
tolong kecilkan AC nya..
ah tidak bisa, itu satu AC untuk semua..
kalau tidak suka pindahkan saja..
atau keluar juga boleh..
botak.. kau bantu ia keluar sekarang..

sudahlah.. tidak perlu memancing kemarahan..
mama.. aku membawakan jaket untukmu..
seperti yg dahulu telah engkau minta..
ketika aku mendapat gaji pertamaku..
jaket yg murah,,
kusam..
tapi cukup untuk menghangatkanmu dikala dingin menyelimuti..

mama.. aku baringkan jaket ini di badanmu
kelak ketika malam tiada berbintang
engkau bisa merasakan bahwa aku ada..

aku ada..
memelukmu..
membisikimu dengan suara parau..

tidurlah dengan tenang..
bermimpilah seakan kita hidup selamanya..
dunia ini sudah tidak baik untukmu..

oh.. engkau para orang miskin
sungguh jangan sampai kau jatuh sakit..
apalagi terbujur hingga rumah sakit..
hidup sungguh keras untukmu..
maafkan aku yang tidak bisa menghentikan waktu..

jangan salahkan para dokter..
dan jangan caci para administrator..
kau telah dibunuh oleh sistem..
kita telah dicekik rantai bernama sistem ini..
apakah kita senang hidup diatas sistem seperti ini..?

badanku terasa lelah..
mungkin sekarang akupun harus berbaring..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun