Mohon tunggu...
Ari Widiastuti
Ari Widiastuti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dianggap Tidak Berhubungan, Ternyata Buah-buahan Ini Dapat Mengempukan Daging Saping

6 Oktober 2018   14:45 Diperbarui: 7 Oktober 2018   17:49 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara yang gaya dengan ribuan pulau yang disatukan oleh lautan nan biru yang indah. Kekayaan alam ini juga melahirkan keberagaman budaya, bahasa, etnis, dan kuliner. Sudah bukan hal asing lagi bahwa Indonesia negara yang terkenal akan cita rasa kulinernya yang beragam. 

Sebut saja rendang, makanan khas Sumatera Barat ini dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia oleh situs CNN-IDN News (2017). Tidak hanya rendang, berbagai kuliner nusantara memang telah banyak dikenal di kalangan internasional. Beberapa dari kuliner nusantara tersebut ternyata berbahan dasar daging sapi, seperti sate, gulai, soto dan masih banyak lagi. Masakan berbahan dasar daging di Indonesia memang beragam dan terkenal akan keunikannya masing-masing.

Keberagaman ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner terutama yang berasal dari mancanegara. Tidak sedikit pengunjung yang datang ke Indonesia hanya untuk menikmati keberagaman kuliner di Indonesia. Hal ini pun dilihat sebagai peluang bagi pengusaha-pengusaha kuliner untuk menambah variasi menu dan sekaligus mengantisipasi keinginan pelanggan. 

Beberapa makanan yang kini kerap hadir melengkapi menu-menu di restoran lokal diantaranya adalah steak, rib, dan burger. Akan tetapi tidak semua bahan makanan lokal dapat digunakan untuk membuat makanan-makanan tersebut karena karakteristik bahan pangan yang digunakan di negara asal berbeda dengan yang digunakan di Indonesia. 

Jika ditelaah lebih lanjut, makanan seperti rendang, sate sapi, dan gulai memang memiliki ciri khas masing-masing namun di luar ciri khas tersebut ternyata ciri khas daging yang digunakan hampir sama yakni daging dengan jaringan ikat yang keras, atau secara harfiah biasa disebut dengan daging yang agak alot. 

Berbeda dengan makanan-makanan seperti steak dan burger, biasanya daging-daging tersebut memiliki tekstur yang lebih empuk dan tebal (Apriyanti, 2015). Hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi pengusaha kuliner yang mencantumkan masakan-masakan mancanegara pada menunya.

Perbedaan karakteristik daging sapi ini ternyata disebabkan oleh gaya atau kecenderungan perlakukan peternak saat sapi diternak. Sapi Indonesia merupakan tipe sapi pekerja sehingga jaringan ikat pada daging jauh lebih banyak, sedangkan sapi di negara-negara Eropa dan Amerika serikat biasanya merupakan tipe sapi yang tidak dipekerjakan melainkan hanya diternak saja. 

Faktor perawatan sapi juga memengaruhi kualitas daging sapi, contohnya adalah daging wagyu yang dihasilkan oleh sapi yang berasal dari Jepang. Seperti yang kita tahu harga daging wagyu sangatlah mahal dan tidak hanya mahal namun juga luar biasa nikmat, ini semua sesuai dengan proses perawatan yang diterapkan kepada sapi. 

Sapi - sapi ini diternakan di tempat yang sejuk dan jauh dari kerumunan seperti pegunungan agar terhindar dari stress, suhu kandang sapi tidak boleh terlalu panas ataupun dingin dan yang terakhir sapi diberikan pijatan relaksasi agar tidak stres. Selain faktor tersebut faktor pakan yang diberikan kepada sapi juga memengaruhi kualitas daging sapi yang akan digunakan sebagai bahan pangan. 

Tujuh puluh persen pakan yang diberikan kepada sapi Indonesia adalah jenis rerumputan dan 30% merupakan pakan seperti konsentrat dan bahan tambahan lainnya. Sedangkan sapi di Amerika dan Eropa lebih banyak diberikan pakan berupa konsentrat seperti jagung sehingga daging yang dihasilkan lebih kenyal dan empuk (Azuri, 2003).

Permasalahan ini tentunya tidak menghambat perkembangan inovasi di bidang kulinari di Indonesia. Pengusaha makanan tidak harus mengimpor daging dari luar negeri untuk mendapatkan kualitas daging yang mendekati, selain itu petani juga tidak harus menerapkan sistem dan perlakuan yang sama dengan sistem peternakan di luar negeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun