Mohon tunggu...
argo Nizamuddin
argo Nizamuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa ilmu sejarah Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang Diponegoro 1825-1830

21 November 2022   14:18 Diperbarui: 21 November 2022   17:02 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bab-bab awal buku ini tidak langsung menceritakan tentang jalanya perang,tetapi lebih dahulu mengenalkan tentang latar belakang dan keadaan sosial politik di jawa pada abad ke 19,juga dibahas tentang bagaimana sebuah keraton yang pada abad itu telah mencapai tatanan yang mapan dan sejahtera malah pada ahirnya jatuh dalam pengaruh kekuasaan pemerintah kolonial,juga munculnya beberapa konflik internal yang dikemudian hari akan turut memicu terjadinya Perang Jawa,juga di jabarkan tentang siapa itu sosok Pangeran Diponegoro dan bagaimana kehidupanya sebelum masa Perang,karena seperti yang diketahui beliau merupakan seorang pangeran dari keraton Yogyakarta yang kemudian memilih hidup diluar keraton dan lebih banyak bergaul dengan masyarakat dan para santri,itulah yang kemudian menjawab kenapa dalam Perang Jawa Masyarakat sangat mengambil andil dalam jalanya pertempuran,bukan hanya masyarakat tetapi juga golongan Kiai dan Santri yang  sangat dekat dengan Pangeran Diponegoro,beberapa konflik kecil juga mempengaruhi pecahnya perang,di bab satu lebih di titik beratkan pada sebab-sebab umum yang melatar belakangi perang,seperti kebijakan keraton yang menyengsarakan rakyat serta beberapa aturan dari kolonial yang juga turut memperparah keadaan, di bab ini juga di ceritakan percikan api-api kecil dalam bentuk pemberontakan rakyat kepada kolonial yang sebagian besar di dalangi dengan dasar agama sebagai landasan dan obyek untuk menarik hati masyarakat, konflik-konflik kecil itulah yang menandai berbagai kemelut yang melanda di masa pra-Perang Jawa,unsur agama yang digunakan pada saat itu terbukti menarik hati para masyarakat, yang juga terjadi di masa perang dimana keberadaan para kyai dalam barisan Pangeran Diponegoro terbukti membawa pengaruh yang sangat besar,munculnya gelar Ratu Adil bagi pangeran Diponegoro juga turut menarik hati masyarakat yang sangat merindukan hadirnya pimpinan baru yang bisa membawa kesejahteraan.iu 

MASA DI AMBANG PECAHNYA PERANG

Di bab kedua dari buku ini membahas tentang masa-masa dekat sebelum meletusnya perang,

Masa sebelum perang di buku ini lebih banyak menceritakan tentang perjalanan spiritual Pangeran sebelum benar benar mendeklarasikan Peperangan,yang digambarkan dengan Pangeran yang mendapat "wangsit" untuk menjadi Ratu Adil,di bab ini turut  membahas kemelut di keraton dengan wafatnya Sultan Hamengku Buwono IV yang memicu konflik internal keraton dalam penentuan pemilihan pemimpin berikutnya,juga mulai masuknya pemerintah kolonial dan campur tanganya dalam pemerintahan keraton,tanda tanda alam juga dituliskan sebagai peristiwa yang erat sebagai pertanda akan adanya perang,karena masyarakat Jawa yang memang sangat mempercayai hal spiritual seperti pertanda alam atau ramalan dimana akan diramalkan munculnya sosok ratu adil yang dipercaya adalah Pangeran Diponegoro.

PERANG MELETUS 1825-1830

Barulah di bab 3 ini jalanya perang mulai dituliskan,di mulai dengan menceritakan sebab khusus yang membuat Pangeran Diponegoro benar- benar mulai dikobarkan pada pemerintah kolonial yang dipicu oleh perusakan patok-patok makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo untuk dijadikan sebagai proyek jalan,pemberontakan turut didukung oleh rakyat dan para petani serta golongan santri di tegalrejo dalam perkembanganya perang ini juga diikuti oleh para etnis Tionghoa yang ber aliansi turut serta membantu Pangeran Diponegoro, pemerintah kolonial yang mulai mencium api pemberontakan mulai menyerang tegalrejo untuk mencegah perang yang benar-benar besar,hingga ahirnya Pangeran Diponegoro mundur dan memusatkan kekuasaan ke Goa selarong di Bantul dan kemudian melancarkan serangan dengan taktik perang gerilya. Di sub bab berikutnya menjelaskan tentang beberapa Ulama dan Kyai yang turut serta menjadi orang penting dalam jalanya perang,baru kemudian jalanya perang dan beberapa strategi yang digunakan juga dituliskan di bagian ahir dari buku ini,dan dilanjutkan tentang jatuhnya basis basis Pangeran Diponegoro serta tertangkapnya para panglima perang dan tertangkapnya Pangeran Diponegoro akibat siasat licik Belanda hingga ahirnya diasingkan ke Makassar.

Buku ini sesuai judulnya adalah membahas konflik dan taktik dari perang jawa,tetapi saya rasa justru masa meletusnya perang malah kurang disorot,lebih banyak konflik masa pra-Perang Jawa yang di tuliskan,bisa dilihat dari pembagian halaman untuk masa perang hanya sekitar 25 persen dari keseluruhan buku,untuk orang yang ingin membaca buku untuk mendalami masa perang mungkin buku ini kurang tepat,tetapi mungkin bisa tepat dan membantu jika kita mencari tentang masalah masyarakat serta konflik yang memicu perang dan segala macam konflik internal keraton Yogyakarta abad 19,karena buku yang tidak terlalu banyak halamannya jadi mungkin bisa untuk dijadikan bahan bacaan bagi orang yang kurang suka membaca,bahasa yang digunakan juga tergolong mudah dipahami untuk orang awam,kualitas bahan dari penerbitnya juga tergolong bagus,tulisanya jelas mudah dibaca,kertas juga tergolong kertas yang bagus dan tidak mudah sobek,dengan harga yang relatif murah buku ini juga bisa dijadikan sebagai alternatif bagi mahasiswa atau anak sekolah yang ingin membaca sejarah secara singkat dan tidak memberatkan kantong,untuk harga eceran bisa didapat hanya dengan uang sekitar 50 ribu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun