Mohon tunggu...
arga auliarahman
arga auliarahman Mohon Tunggu... Foto/Videografer - seorang petualang yg suka makan

traveller blogger

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Media Konvergensi

12 April 2021   11:42 Diperbarui: 12 April 2021   15:50 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Assalamualaikum warakhmatullahi wabarakatuh... haaiiii haaii haiii teman temann, balik lagi dengan saya arga aulia Rahman pengembara lautann one piece hehe.. saya mahasiswa tingkat 4 univeritas ahmad dahlan dengan jurusan komunikasi yang ngambil konsentrasi broad casting atau biassa di singkat BC hehe... yap kali ini saya akan membahas tentang konvergensi media atau biasa disebut dengan bahsa kerennya media convergensi (padahal gaada bedanya hehe). Mengenai konvergensi ini, saya akan menceritakan tentang pengalaman saya menggunakannya yaaap. So... mari kita ulas tentang media konvergeni inii

Pesatnya perkembangan teknologi berbanding lurus dengan perekembangan media massa. Hadirnya internet dalam kehidupan keseharian masyarakat berdampak besar terhadap keberlangsungan media konvensional. Salah satunya adalah media televisi yang mau tidak mau harus berbenah diri menyambut era baru yaitu televisi digital. Kemunculan media baru ini mengubah cara masyarakat mendapatkan informasi melalui media. Untuk dapat terus berkompetisi sebagai sumber informasi yang diminati masyarakat, media televisi harus melakukan sebuah inovasi dengan cara berkonvergensi. Konvergensi media memungkinkan para profesional di bidang media massa untuk menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan berbagai macam media. Pemerintah selaku regulator bertanggung jawab penuh menciptakan regulasi yang dapat melindungi segenap elemen masyarakat dari pengaruh buruk media. Regulasi menjadi konsekuensi logis dari permainan simbol budaya yang ditampilkan oleh media konvergen. Tujuannya jelas, yakni agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang menjadikan salah satu pihak menjadi dirugikan. Terutama bagi kalangan pengguna atau publik, pihak ini biasanya menjadi pihak yang paling sering menjadi korban dari implementasi konvergensi.

Televisi sebagai media konvensional, dirasa masih tetap eksis menahan genpuran media-media baru yang ada. Berdasarkan hasil survei yang dikembangkan oleh Neilsen televisi masih diminati dan mendapatkan tempat teratas media yang di minati oleh masyarakat Indonesia. Khalayak pada umumnya menyukai televisi dikararenakan karakternya yang praktis akan sebuah informasi dan hiburan yang disajikannya (Sari, 2016).

 Perkembangan televisi diikuti dengan bertambahnya stasiun televisi baik lokal maupun nasional dari tahun ke tahun serta diberengai dengan meningkatnya mutu kualitas dan kuantitas menjadikan bukti media televisi masih eksis dikalangan masyarakat. Para kreatif industri pertelevisian tidak pernah berhenti untuk melakukan eksplorasi dan penemuan formula baru dalam menayangkan sebuah program audiovisual yang berkualitas (Suprihono et al., 2019).

 Kemunculan internet didalam perkembangan televisi menumbuhkan kolaborasi diantara keduanya, atau biasa disebut dengan istilah konvergensi. Tapscott (1996) dalam bukunya yang berjudul The Digital Economy, Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence, menyatakan bahwa telah terjadi perubahan perkembangan industry mesin/otomotif ke bentuk komputer dan jaringan (networking). Masifnya informasi terjadi ketika pola komunikasi yang dibatasi oleh ruang dan waktu menjadi pola komunikasi informasi tanpa batas sehingga tidak mengherankan apabila terjadi perubahan dari media massa konvensional menjadi media massa baru.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pesatnya perkembangan teknologi media massa mencuatkan istilah konvergensi media di kalangan para penggiat media. Romli (2016) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa fenomena awal konvergensi media mulai dirasakan pada media cetak dan radio hingga akhirnya mulai merambah ke industri pertelevisian nasional.

 Konvergensi dipandang sebagai proses perusahaan media yang sebelumnya terspesialisasi dalam satu platform (seperti cetak, radio, televisi (TV) atau online) sekarang membentuk lebih besar multiplatform konglomerat media. Konvergensi teknologi platform terjadi karena digitalisasi konten media, yang menyebabkan media lama dan baru bertabrakan (Jenkins, 2006). Konvergensi media bukan sekadar pergeseran teknologi, tetapi mengubah hubungan antara teknologi yang ada, baik dari sisi industri, pasar, genre, maupun khalayak. Konvergensi mengacu pada sebuah proses, tetapi bukan titik akhir. Berkat proliferasi saluran dan portabilitas komputasi baru dan teknologi telekomunikasi, kita dapat menggunakan semua jenis media dan berhubungan satu sama lain. Ponsel bukan sekadar perangkat telekomunikasi; tetapi juga memungkinkan untuk bermain game, mengunduh informasi dari internet, dan menerima serta mengirim foto atau pesan teks.

Dalam pandangan para penggiat media, hadirnya konvergensi dipandang sebagai proses multiplatform konglomerat media yang sebelumnya terspesialisasi dalam satu platform seperti cetak, radio, televisi atau online. Konvergensi teknologi platform terjadi karena digitalisasi konten media, yang menyebabkan media lama dan baru bertabrakan (Jenkins, 2006). Secara lebih khusus konvergensi media bukan sekadar pergeseran teknologi, akan tetapi keberadaan konvergensi mengubah hubungan antara teknologi yang ada, baik dari sisi industri, pasar, genre, maupun khalayak.

 Konvergensi mengacu pada suatu proses, tetapi bukan titik akhir. Berkat kecangihan dan pesatnya perkembangan teknologi media, maka masyarakat dapat menggunakan semua jenis media dan berhubungan satu sama lain. Perkembangan industri televisi konvensional lampat laiun mengalami perubahan dengan hadirnya televisi digital dimana dalam satu layer televisi dapat digunakan berbagai platform yang terkoneksi dengan internet. Selain televisi digital yang sangat mengalami perubahan pesat adalah ponsel yang sekarang fungsinya berubah menjadi smart phone. Ponsel pintar bukan hanya perangkat telekomunikasi; tetapi dimungkinkan juga untuk bermain game, mengunduh informasi dari internet, dan menerima serta mengirim foto atau pesan teks, bahkan menyampaikan berita teraktual hanya dalam satu sentuhan.

 Berdasarkan sudut pandang industri dampak dari konvergensi media telah dirasakan secara langsung oleh berbagai bidang, misalnya di ranah jurnalistik konvensional telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Jurnalis dituntut untuk menyampaikan sebuah informasi dengan cepat kepada khalayak, atau sekarang disebut sebagai jurnalisme online (Abrar, 2003), malukukan transaksi jual beli dilakukan melalui jejaring sosial bukan secara konvensional dan masih banyak lagi perubahan-perubahan perilaku media dilakangan masyarakat.

Konvergensi tidak akan terjadi sampai Anda memiliki segala seuatu dalam bentuk digital, yaitu ketika konsumen dapat dengan mudah menggunakannya pada semua bentuk peralatan yang berbeda. Jadi, ketika kita membahas tiga jenis media terpenting: foto, musik, dan video, kemajuan yang dapat memberikan orang fleksibilitas terhadap penggunaan jenis media ini sangatlah penting (Cooper, 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun