Benar ternyata. Bus ini sedang merayap pelan dan terguncang-guncang di jalanan yang kondisinya buruk. Banyak lubang dan beberapa bagian amblas.
Selain kondisinya yang rusak parah, jalanan ini ternyata juga berbelok-belok. Kiri kanannya hutan belantara yang terlihat seperti tabir kelam di tengah suasana malam yang sangat gelap.
'Tanahhitam! Pasti saat ini bus sedang berjalan pelan membelah kawasan lembah Tanahhitam," batinku.
Rasa tegang menyelusup ke hati. Ini lah tempat yang ditakuti itu. Lembah yang katanya banyak begal dan angker. Nyaliku sedikit ciut. Kugumamkan beberapa baris doa memohon keselamatan.
Tiba-tiba aku teringat bahwa dari tadi aku belum tahu, apa nama perusahaan bus yang kutumpangi ini.
Kuingat-ingat lagi ke belakang.
Ketika sampai di terminal tadi, aku langsung disongsong oleh si agen berwajah dingin. Dia infokan bahwa bus jam delapan sudah jalan dan menawari aku untuk naik bus terakhir jam sepuluh.
Aku akhirnya memutuskan ikut saran itu. Segera membeli tiket dengan harga seperti biasa dan langsung naik.
Astaghfirullaah, aku teringat. Saking tidak fokusnya tadi, aku sama sekali tak memperhatikan apa nama bus ini. Bahkan tiketnya pun tak kulihat. Langsung kumasukkan saja ke saku celana. Benarkah ini bus PO Berkat Yakin yang memang melayani trayek Astina - Puraraya?
Jantungku berdetak cepat. Segera kuangkat sedikit bokong, lalu merogoh-rogoh saku celana. Mencari potongan tiket yang diberikan kondektur tadi. Aku ingin membaca nama PO Bus yang tertera di sobekan tiket itu.
Ketika jari-jariku merasakan lembaran tipis dalam saku celana, buru-buru kutarik dan menerawangnya.
Sontak aku terperanjat melihatnya.
Selembar daun kering!