Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Malam

26 Juni 2021   16:43 Diperbarui: 26 Juni 2021   17:34 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku kembali mencoba mengamati penumpang lain. Ingin mengajak salah seorang di antara mereka ngobrol. Setidaknya bertanya ke mana tujuan mereka. Siapa tahu ada yang berdekatan dengan tujuanku.

Namun, masih sama dengan saat aku naik tadi. Semua diam dan menunduk di tempat duduk masing-masing.

Aku melongok ke belakang. Berusaha melihat lebih jelas pada penumpang yang posisinya paling dekat. Dua deret di belakangku.

Sepertinya seorang perempuan berambut panjang. Tapi tak bisa kukenali wajahnya. Karena dia memakai masker. Kening bahkan matanya nyaris tertutup semua oleh rambut panjangnya yang tergerai. Dari tadi dia juga terlihat terkulai tak bergerak-gerak. Sepertinya tertidur.

Tak ada yang bisa kuajak ngobrol.

Aku alihkan pandangan ke luar, suasana terminal sudah sepi. Selain bus ini, hanya ada dua bus lain yang juga masih menunggu jadwal keberangkatan.

Tak terlihat lagi ada pedagang asongan yang kalau siang hari ramai menjajakan dagangannya kepada para pengunjung terminal.

Aku lirik jam tangan, baru pukul sembilan. Masih satu jam lagi jadwal keberangkatan. Karena kelelahan, akupun tertidur.

*****

Aku terbangun oleh colekan kondektur yang meminta tiketku. Rupanya bus sudah jalan. Aku perhatikan suasana kiri - kanan. Sepertinya sudah di luar kota. Terlihat dari suasana yang tidak lagi padat.

Aku rogoh saku celana lalu menyerahkan tiket pada si kondektur. Dia menyobek tiket itu lalu menyerahkan salah satu potongannya kepadaku. Aku pun segera memasukkan sobekan tiket itu kembali ke saku celana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun