Secara umum, 'phobia' bisa diartikan sebagai ketakutan berlebihan pada sesuatu, baik benda mati, makhluk hidup, situasi, maupun suatu kejadian/fenomena.
Saya hidup di antara pengidap berbagai jenis phobia ini.
Ibu saya phobia ular. Ya, mungkin rata-rata orang memang takut ular. Tapi, Ibu takutnya berlebihan. Melihat ular di TV atau sekedar fotonya pun Beliau bisa histeris karena takut.
Saking takutnya, bahkan melihat belut pun Ibu tidak berani. Alasannya, karena belut mirip ular. Sehingga, Beliau pun tidak mau makan belut, meski diolah seperti apapun juga.
Anehnya, Ibu mengaku, saat hamil saya, Beliau ngidam ingin makan belut goreng. Bapak pun memenuhinya. Namun, setelah saya lahir, Ibu kembali takut belut dan tidak pernah lagi ada keinginan mengonsumsinya sampai sekarang.
Selanjutnya, istri saya phobia tikus. Dia bisa 'jejeritan' jika melihat tikus. Bahkan, jika melihat ada tikus di dapur, dia memilih tidak mau ke dapur dulu hingga beberapa hari. Meski demikian, istri tidak geli apalagi takut dengan kecoa ... hehehe ...
Lalu, putri sulung saya, dia phobia cicak. Sama dengan istri, dia akan berteriak-teriak 'nggak' jelas kalau tiba-tiba ada cicak di dekatnya.
Berikutnya, anak ke dua saya, cowok. Dia phobia dengan segala bentuk boneka besar, badut, ondel-ondel, dan segala jenis kostum robot/superhero. Dia akan mati-matian menghindar jika melihat ada badut di persimpangan jalan atau di tempat-tempat wisata.
Tapi, anehnya, sejak batita, dia tidak takut dengan segala macam reptil, serangga, maupun hewan-hewan yang bagi sebagian orang mungkin menjijikkan. Dia dengan santainya berani memegang kadal, katak, tikus, bahkan ketemu ularpun pasti langsung dia pegang. Saya sering was-was terkait ini.
Sekarang, dia suka 'godain' kakaknya dengan 'ngacung-ngacungin' cicak mati yang entah dari mana sering dia dapat. Kakaknya yang phobia cicak pun histeris 'nggak ketulungan'
Nah, kalau anak bungsu saya, juga cowok, phobia dengan suasana rumah sakit. Ini gara-gara pernah trauma. Usia 4 tahun, dia terjatuh, kepalanya bocor, dan harus dijahit 15 jahitan. Ketika dijahit dia meronta-ronta dan terpaksa dipegangi oleh beberapa perawat. Sejak itu lah dia trauma dengan suasana rumah sakit.