Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akun Facebook Ayah

24 Juni 2021   06:49 Diperbarui: 29 Juli 2021   12:44 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di bawah nama akun, Ayah menuliskan slogan bio, "Saksi Perjalanan Hidupku."

'Hmm... ini mungkin yang dimaksud Ayah tadi, bahwa akun facebooknya tak ternilai harganya. Perjalanan hidup yang diabadikan tentunya memang sesuatu yang amat berharga.

Aku penasaran, apa saja yang diposting Ayah. Jika Ayah bilang akun ini adalah saksi perjalanan hidupnya, tentu banyak pula isinya tentang aku dan Almarhumah Ibu.

Benar saja, Ketika aku turun sedikit ke bawah, terlihat status yang baru dua jam lalu ditulis Ayah.

[Istriku, sumpah yang pernah kuucapkan di hadapanmu, sesaat menjelang ajal menjemputmu, sudah kutunaikan. Lihatlah putri kita sekarang, Dia telah menjadi gadis dewasa yang luar biasa. Dia tumbuh cantik dan cerdas. Siap melanglang buana kemanapun Dia suka. Semoga Kau tenang di alam sana, Sayang]

Seluruh rambut halus di sekujur tubuhku merinding hebat setelah membaca status Ayah itu. Sumpah apa yang pernah diucapkan Ayah sebelum Ibu meninggal?

Tak sabar, kugulir layar terus menerus ke bawah. Aku ingin melihat semua postingan Ayah sejak awal Beliau membuat Akun. Setelah lebih dua menit men-scroll mundur layar tanpa henti, akhirnya aku tiba pada postingan pertama Ayah. Tertanggal 23 November 2009. Saat itu usiaku masih enam tahun. Rupanya Ayah sudah membuat akun sejak masa-masa awal hadirnya facebook.

[Ini putri pertama kami, Leandra namanya. Bermakna "Seperti Singa". Kami berharap kelak Dia tumbuh menjadi perempuan pemberani. Kuat dan tegar menghadapi segala tantangan kehidupan]

Demikian caption pada postingan pertama Ayah itu. Yaitu foto Ayah sedang menggendong aku yang masih bayi. Ayah menjelaskan makna namaku lewat postingan itu.

Rupanya, setelah muncul facebook, Ayah memposting dokumen-dokumen lama. Mem-flashback masa lalu. Mengabadikannya di lini masa facebook.

Pada postingan-postingan berikutnya, kembali kutemukan berbagai foto dan video lama. Rupanya hampir semua momen penting fase tumbuh kembangku diabadikan Ayah lewat foto dan video.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun