Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Jancuk-Jancok Terbungkus Pincuk

11 Juli 2020   00:07 Diperbarui: 11 Juli 2020   00:02 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: reverbnation.com/thejancukcrew

Biasanya, setelah menikmati makanan memakai pincuk, orang pasti akan meremas dan membuang pincuk tersebut ke tempat sampah. Namun jangan lupa, sendoknya jangan ikut dibuang, bisa rugi nanti penjualnya. 

Tidak pernah terjadi, wadah pincuk tersebut dicuci dan digunakan kembali untuk menyajikan makanan bagi pembeli yang lain. Sebenarnya model makanan pincuk ini bisa dikatakan boros, tidak ramah lingkungan karena: tidak hemat daun dan kertas.

Selesai Makan, Pincuk dibuang (Dokpri)
Selesai Makan, Pincuk dibuang (Dokpri)

JANCUK DAN PINCUK

Saya pribadi lebih senang tidak mendengar dan mengucapkan kata "jancuk, cuk, cok", apapun motivasinya (maaf, ini pendapat saya lho....). Namun saya lebih senang memaknai dan mengambil benang merah antara dua kata tersebut:

  • Harus pandai menempatkan diri, dan berbicara sopan dengan lawan bicara. Karena kita tidak tahu bagaimana situasi hati orang lain: apakah sedang senang, marah, atau sedih.
  • Makan memakai pincuk, setelah makan: pincuknya dibuang. Jika ada masalah, perselisihan, pertengkaran, selesaikan saat itu juga. Jangan menyimpan dendam, marah-marah dan mengucapkan kata "jancok" dengan motivasi marah. Besok ketemu lagi, ingat lagi kejadian kemarin, marah lagi, dan seterusnya. Selesaikan masalah sampai tuntas, jangan menyimpan dendam, buang rasa marah dan dendam. Ibarat makan dengan picuk, maka selesai makan, buang pincuknya, jangan dipakai lagi. Bungkus rasa dendam, marah, sakit hati dalam pincuk, remas-remas dan buanglah ke tempat sampah. Bersikaplah dewasa untuk memaafkan, memulai dan menikmati hari baru dengan jancuk,......eh, dengan pincuk yang baru. Jangan sampai orang bilang "jancok, aku heran kok kamu makan dengan pincuk bekas".
  • Jangan meluapkan rasa marah di sosial media, disertai dengan kalimat-kalimat yang tidak pantas. Perlu diingat bahwa status di sosial media, ketika sudah diposting maka akan menjadi konsumsi umum. Sehingga orang lain bisa menilai, bahkan memberi komentar atas status yang kita buat.

Taman Baca: 1, 2

Salam CUK (Cakap, Ulet, Kreatif)

10 Juli 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun