Mohon tunggu...
Ahmad Ripai
Ahmad Ripai Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka nge-Blog

saya adalah seorang guru yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bersama JNE, Kebutuhan Gaya Hidup Terpenuhi, UMKM Bangkit dan Tumbuh

29 Januari 2022   23:37 Diperbarui: 30 Januari 2022   00:18 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Dampak pandemi masih terasa. Deretan-deretan batu nisan dari orang-orang yang terpapar covid 19 yang berulang diberitakan stasiun TV atau video yang beredar di grup whatsapp masih terbayang. Pelaku-pelaku usaha bertumbangan sebagaimana diberitakan masih ada dalam ingatan. Cerita dari kawan atau dari anak-anak yang orang tuanya kehilangan pekerjaan menambah keprihatinan. Pandemi memang belum sepenuhnya usai dan entah kapan akan segera berakhir dan menghilang. Tapi, roda ekonomi mesti berputar supaya orang-orang yang pernah kehilangan pekerjaan kembali mendapatkan pekerjaan dan pelaku-pelaku usaha kembali bangkit dan berkembang, terutama pelaku usaha mikro, kecil dan  menengah (UMKM).

Salah satu tulang punggung perekonomian negara dan keluarga adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Oleh karena itu keberadaan UMKM harus dijaga dan didukung pertumbuhannya. Bagaimana caranya? Membeli produk-produk UMKM merupakan salah satu cara menjaga keberadaan dan pertumbuhan UMKM. Dengan membeli, kita telah membantu menggulirkan roda ekonomi pelaku  UMKM dan keluarganya. Selain membeli, kita juga bisa membantu pertumbuhan UMKM dengan cara ikut memasarkan produk-produk UMKM.

UMKM penting untuk dijaga keberadaannya dan dikembangkan. Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), UMKM merupakan kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional terbesar. Sepanjang tahun lalu, Kemenkop UKM mencatat jumlah UMKM mencapai 64,2 juta. Mau tau berapa kontribusi UMKM terhadap PDB? Berdasarkan catatan Kemenkop UKM, UMKM  telah berkontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun. Tidak hanya itu, 97 persen dari total tenaga kerja yang tersedia mampu diserap oleh sektor UMKM dan mampu  menghimpun hingga 60,42 persen dari total investasi nasional.

Coba bayangkan, jika sektor UMKM Indonesia tidak dijaga keberadaannya dan didukung pertumbuhannya, mungkin kita akan kehilangan 61,07 persen kontribusi terhadap PDB. Oleh karena itu, beli dan bantu pasarkan produk-produk UMKM, seperti yang saya lakukan. Untuk mendukung bergulirnya roda perekonomian pada level mikro (UMKM), saya membeli cemilan 'Keripik Daun Singkong'. Cemilan Keripik Daun Singkong 'Hanna Koe' merupakan cemilan keripik yang berasal dari daun singkong. Siti Hasanah, seorang Ibu dengan 3 orang anak, pemilik merek dagang 'Hanna Koe' pernah bercerita bahwa ide pembuatan cemilan keripik berbahan singkong karena daun singkong banyak ditemukan di lingkungan sekita rumahnya. Selain itu, masih menurut ibu dari 3 orang anak yang sudah besar besar dan menikah, daun singkong memiliki banyak kandungan gizi. Cemilan 'Keripik Daun Singkong Hanna Koe' adalah cemilan yang renyah, gurih dan menggugah selera. Bener! Saya ga bohong. Cemilan ini enak, renyah, tidak keras digigit. Pokoknya enak sebagai cemilan. Seperti saat ini, saya ditemani cemilan keripik daun singkong sambil menyelesaikan tulisan untuk diikutsertakan pada lomba 'Writing Competition' untuk umum yang diadakan oleh JNE dengan tema 'JNE Bersama UMKM Untuk Indonesia'.

Cemilan 'Keripik Daun Singkong' dengan merek dagang 'Hanna Koe' merupakan produksi UMKM yang berlokasi di Cilegon, Banten yang dirintis sejak tahun 2012. Awalnya, menurut owner Hanna Koe, keripik daun singkong dikemas seperlunya menggunakan kemasan plastik transparan. Setelah dimasukkan ke dalam kemasan-kemasan plastik, kemudian ditempel stiker merek yang juga dibuat dalam bentuk sederhana. Kemasannya menjadi kurang menarik. Padahal, untuk dapat bersaing dengan produk-produk UMKM yang telah lebih dulu ada, kemasan harus dibuat menarik dan enak dipandang. Seiring dengan perjalanan waktu dan owner Hanna Koe mengikuti pelatihan-pelatihan tentang UMKM, kemasan keripik daun singkong tampil lebih bagus dan elegan dengan desain yang menawan. Ga kalah dengan desain produk-produk UMKM lainnya.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Saya dan istri, ketika berkesempatan pergi ke Cilegon dan mampir ke Kapu Denok, sering kali membeli keripik daun singkong yang memiliki berbagai varian rasa. Ada tiga varian rasa, yaitu: Rasa Original, Rasa Pedas & Pedas, dan Rasa Rendang. Rasa keripik daun singkong memang unik. Mungkin itu yang membuat saya dan keluarga seringkali membawa pulang keripik daun singkong Hanna Koe sebagai oleh-oleh. Jika saya dan istri tidak bisa ke Kapu Denok, Cilegon, seperti saat ini, sedangkan saya dan keluarga ingin makan cemilan keripik daun singkong Hanna Koe, saya memanfaatkan jasa pengiriman barang yang terbukti handal dan cepat, yaitu JNE untuk membeli keripik daun singkong Hanna Koe.

Dengan JNE, jarak bukan masalah. Mau kirim barang kemanapun bisa. Mau pesan barang dimanapun bisa. Seperti kemarin, tanggal 28 Januari 2022, istri saya memesan keripik daun singkong Hanna Koe di Kapu Denok, Cilegon. Istri saya meminta paket keripik daun singkong dikirim menggunakan JNE dan layanan YES. YES adalah sebuah layanan dari JNE yang mengusung tagline 'Yakin Esok Sampai'. Memang tarifnya agak mahal dibandingkan layanan yang reguler.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Dengan tarif yang agak berbeda, mudah-mudahan 'Yakin Esok Sampai' terbukti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun