Mohon tunggu...
Arfiani Yulianti Fiyul
Arfiani Yulianti Fiyul Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Indonesia

Tingkatkan Keterampilan Menulis Belajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebatang Linggis Sebagai Mahar Pernikahan

7 Februari 2023   16:54 Diperbarui: 7 Februari 2023   16:57 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Suryamalang.com

Sebatang Linggis Sebagai Mahar Pernikahan

oleh : arfiani yulianti fiyul

"Mas kawin sebatang linggis di bayar tunai, sah".  Kalimat ini di ucapkan oleh seorang pria yang menikahi istrinya.

Pagi hari dalam  penulis mendengar suatu berita terbaru di Radio bahwa di salah satu Desa namanya Desa Dungun Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo.   Pernikahan tersebut menyediakan  mas kawinnya sangat unik banget, "sebatang Linggis".

Penulis makin ingin mengetahui cerita nya, mengapa mempelai wanita bersedia menerima sebatang linggis sebagai mahar.

Fakta sesungguhnya, si istrinya pun menerima dengan senang hati akan maharnya, mempelai wanita atau istrinya itu bernama Sumiati warga Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.

"Mas kawin sebatang Linggis dan uang Rp. 100.000,- dibayar tunai".  Tak di permasalahkan bagi istrinya bahkan di dukung seratus persen. Kok bisa gitu, apa rahasianya?

Jadi pasangan baru ini yang nama suaminya adalah Samsul Mukmin usia 46 tahun dan istrinya Sumiati berumur 45 tahun,  sangat menarik.

Usus punya usut ternyata pasangan pengantin baru yang tak lagi muda mengusung sebuah filosofi tersendiri dalam keputusan pemberian mahar berupa sepasang linggis pada saat itu,  Sumiati sendiri tidak menyatakan meminta mahar yang muluk-muluk dan sesuai keinginannya pada Mukmin (suami).

Si istri (Sumiyati) menyerahkan sepenuhnya kepada Mukmin untuk memberi mahar apapun ternyata Mukmin menyerahkan mahar berupa sebatang linggis dan ditambah uang Rp. 100.000,-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun