Mohon tunggu...
Arfiani Yulianti Fiyul
Arfiani Yulianti Fiyul Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Indonesia

Tingkatkan Keterampilan Menulis Belajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kejujuran

10 Januari 2023   08:28 Diperbarui: 10 Januari 2023   08:32 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejujuran

Oleh : Arfiani Yulianti Fiyul

Pandangan kujatuhkan pada salah satu gerobak pedagang buah
Berbagai macam buah jadi dagangannya
Apel merah yang merona, ada apel hijau yang segar
Berbagai buah-buahan yang menarik perhatianku

Masih jauh jarakku dengan gerobak yang menjual buah itu
Aku masih ada beberapa Langkah lagi untuk sampai di gerobak buah itu
Namun tiba-tiba langkahku terhenti...
Kok Aku rindu pada dia...rindu...

Kuhentikan kaki ku untuk tak melangkah ke gerobak buah itu
Aku melamun sejenak sambil tersenyum sendiri
Di belahan otakku terbersit  sebuah wajahnya  yang yang ramah dan sopan
Akupun membalikkan tubuh dan tak jadi membeli buah-buah yang merona dan segar

Kuambil motor ku nyang sedang terparkir disudut pasar
Tapi Aku masih ingin memenuhi Kebutuhan tubuhku akan buah-buahan
Tapi aku tak jadi membelinya di pasar ini
Aku tetap akan membeli buah tapi ditempat langgananku seorang penjual buah yang sopan, ramah serta jujur

Sampai lah aku di gerobak buah sederhana milik seorang bapak  setengah baya
Aku belum turun meninggalkan motor si bapak sudah menyapaku
"neng kumaha...damang", "neng kamana wae"
Sapaan ramah dan lembut itulah selalu melekat dalam pikiranku  seorang bapak penjual buah sangat ramah diajak ngobrol

Jawabku "alhamdullilah bapak, abdi sehat" , lama ya pak kita tak ketemu "setahun"
Yaa, karena aku membeli buahnya terakhir di tahun 2022
"muhun neng",  sambil senyum khas nya yang renyah, ikhlas
Komunikasi ringan  sambil berbahasa sunda yang mudah kupahami

"pak buahnya bagus bagus, abdi bade apel merah sareng apel hijau" sakiloan aja pak"
Mangga neng " nu iye sae", 
 inilah yang aku kagumi bapak selalal jujur memberi tahukan jualan yang baik
kalau ada yang "buruk" pasti akan di pisahkan dari timbangannya
"Muhun bapak, atos...masih terus komunikasi Bahasa sunda yang penjual dan pembeli
Akhirnya beli buah-buahan yang segar menyenangkan ke dua nya pembeli dan penjual

Dialah bapak penjual buah yang jujur
Dialah bapak penjual buah yang bersih selalu berpakaian rapi
Dialah bapak penjual  buah yang aku kagumi
Karena yang aku tahu dari cerita bapak penjual buah semua anak-anaknya menyelesaikan berpendidikan sarjana

Dia Bapak penjual buah yang sukses berkat dari kejujuran yang membuat hidupnya berkah
Seorang bapak penjual buah yang selalu kuingat dan sudah tertanam dalam memori akan semua hal baik dirinya
Doaku...sehat selalu pak...jaga selalu keramahan dan kejujuranmu

Penulis : Dr. Hj. Arfiani Yulianti Fiyul., MM
Cimahi, 10 Januari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun