Mohon tunggu...
Ade Irmanus
Ade Irmanus Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Yakin Usaha Sampai.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menciptakan Pola Asuh Anak yang Menggembirakan

7 Maret 2019   20:33 Diperbarui: 7 Maret 2019   20:43 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Fase tumbuh kembang anak adalah fase yang sangat menentukan karakter dan sikap serta mentalnya. Anak adalah aset yang paling berharga dalam sebuah keluarga. Anugerah yang telah diberikan oleh Allah kepada orangtua harus dijaga serta mendapatkan kualitas pendidikan yang baik. 

Kebutuhan anak dalam hal pendidikan wajib terpenuhi, karena maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat dari partisipasi warganya dalam hal pendidikan. Keluarga, dalam hal ini adalah orangtua memiliki tanggung jawab moral yang sangat berat atas kualitas pendidikan anaknya. 

Peran keluarga menjadi titik awal dalam tumbuh kembang dan kualitas anak. Orangtua harus mempunyai quality control yang baik terhadap anaknya. Banyak dari orangtua yang minim dalam hal monitoring terhadap anaknya, mereka terlalu sibuk dengan setumpuk pekerjaannya dan mempercayakan sepenuhnya kepada pihak sekolah.

 Orangtua mengetahui sikap dan hasil belajar anaknya ketika di akhir semester guru membagikan lembar hasil belajar siswa, itupun tidak komprehensif. Perlu adanya komunikasi yang intens antara orangtua dan guru di sekolah. Pendidikan yang diberikan orangtua kepada anaknya merupakan skala prioritas. Lingkungan keluarga merupakan pondasi utama dalam proses tumbuh kembang anak. 

Program pendidikan keluarga meliputi seluruh kewajiban hidup beragama yang dimulai dari aqidah, ibadah, dan akhlak. Pendidikan ini diberitahukan dan dicontohkan oleh orangtua maupun dengan proses imitasi, sugesti, dan transformasi yang tidak sengaja diajarkan oleh orangtua itu sendiri kepada anggota yang lainnya. 

Untuk menjaga kemungkinan adanya kesalahan didik, maka orangtua berkewajiban mempelajari, memahami, dan mengamalkan terlebih dahulu secara baik dan sesuai dengan ketentuan. Lingkungan sosial yang memiliki pengaruh terhadap terbentuknya pribadi anggota keluarga, dalam hal ini si buah hati, namun yang paling menentukan atas terbentuknya si buah hati adalah prinsip-prinsip yang teguh dalam membentuk keluarga yang ideal. Perlu adanya sinergitas antara keluarga dan masyarakat di dalam membina anggotaanggota keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. 

Norma-norma sosial perlu dibuat guna mencegah perilaku amoral dan jauh dari nilai-nilai aqidah. Keluarga harus menjadi tempat ternyaman anak dalam proses tumbuh kembangnya. Pola komunikasi yang ditampilkan adalah dialogis, bukan ceramah, karena dengan pola komunikasi dialogis si anak merasa dilibatkan dan tidak merasa tertekan. 

Orangtua harus mengajarkan anaknya untuk selalu berpartisipasi dalam setiap obrolan, karena psikologi anak masih labil, orangtua harus pandai-pandai dalam mengatur ritme komunikasi yang baik. Mendidik anak harus sesuai zamannya, ini dirasa penting karena seting sosial orangtua dengan anak sangat berbeda jauh dan ketika dipaksakan mendidik anak sesuai dengan zaman orantuanya, maka yang muncul adalah rasa tertekan dan tidak merasa nyaman di rumah. 

Ciptakan suasana harmonis dan humoris serta kekinian yang tetap berpegang teguh pada nilai dan norma agama kepada anak. Orangtua harus bisa menjadi partner bagi anak-anaknya supaya terjalin ikatan emosional yang sangat kuat dan memiliki rasa tanggung jawab yang penuh antara hak dan kewajiban anak terhadap orangtua serta hak dan kewajiban orangtua kepada anak-anaknya.

Peran dan fungsi keluarga yang pertama adalah memberikan edukasi, sikap dan keterampilan terhadap anak-ankanya. 

Kedua, pemimpin keluarga yang harus mengatur anggota keluarganya dengan cara yang baik, misalkan ketika orangtua menyuruh anaknya untuk tidak membuang sampah sembarangan, maka orangtua harus menyediakan tempat sampah dan menampilkan contoh akibat ketika membuang sampah sembarangan, dalam proses ini anak diajak untuk mengksplorasi cara berpikirnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun