Asi eksklusif sangat baik untuk tumbuh kembang anak tetapi ekonomi yang kondusif juga merupakan kebutuhan setiap keluarga.
Di era globalisasi, tekanan ekonomi semakin terasa. Kebutuhannya ekonomi juga semakin meningkatkan sejalan dengan tingkat industrisasi global.
Setiap ibu bila ditanya apakah ingin menyusui anaknya secara penuh atau eksklusif, semua pasti akan menjawab iya!
Tetapi kenyataannya, kebijakan-kebijakan tentang sistem kerja sedikit sekali yang berpihak pada kaum wanita, salah satunya adalah ruang waktu untuk di beri ijin menyusui anak sampai usia 2 tahun. Jadi slogan berikan ASI eksklusif pada anak Anda hanya sekedar slogan belaka tanpa ada solusi atau toleransi bagi ibu yang bekerja.
Alternatifnya adalah dengan memberikan susu formula pada bayinya. Apakah ini pilihan! Tentu saja bukan. Dewasa ini banyak ibu yang memberikan sufor disebabkan keterpaksaan karena bekerja. Setiap anak punya kecenderungan tersendiri sufor apa yang disukai, itu tergantung dari histori riwayat penyakit atau bisa juga karena awal pemberian sufor pertama kali yang diberikan kepadanya, sufor sapi atau sufor soya. Bagi yang alergi sufor sapi sufor soya bisa menjadi alternatif kedua.
Hasil pengalaman pribadi yang pernah saya lihat di lapangan, anak -anak yang diberi sufor lebih aktif daripada yang asi. Tetapi untuk tingkat kecerdasan anak yang diberi ASI lebih cerdas daripada anak yang diberi sufor. Untuk daya tahan tubuh anak yang diberi Asi juga lebih kebal terhadap penyakit.
Pertanyaannya adalah kenapa di era sekarang lebih banyak ibu yang memberi anaknya sufor daripada asi, karena di era emansipasi ini wanita juga bekerja di luar rumah dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan banyak juga wanita yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga.Â
Dalam hal ini, alangkah baiknya kalau pemerintah juga memperhatikan masalah ini. Agar generasi anak-anak Indonesia bisa mendapatkan kebutuhan Asi eksklusif 1 sampai 2 tahun. Anak tumbuh sehat negara pun menjadi kuat.