Mohon tunggu...
Astukah Resti Dirindari
Astukah Resti Dirindari Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Membaca suka tantangan dan ingin terus berkarya dan mengabadikan dalam sebuah buku

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Quiet Quitting Mengapa Sampai Menjadi Toksik

23 September 2022   13:10 Diperbarui: 23 September 2022   13:24 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanggapi topik pilihan Kompasiana tentang Quite Quitting dan Quiet firing.

Dua tindakan yang berbeda antara pekerja dan manajemen atau pemilik kebijakan. Di sini seakan terlihat dua kemauan yang saling bertentangan, padahal seharusnya kondisi seperti ini tidak terjadi.

Mengapa Quiet Quiring sampai terjadi.

Berdasarkan pengalaman di lapangan ada beberapa hal yang membuat karyawan hanya bekerja sesuai jobdes saja.

1. Tidak ada apresiasi dari atasan meskipun karyawan bekerja lebih dari yang ditugaskan.

2.Ketidakcakapan atasan melihat kelebihan dan kekurangan bawahan nya.

3. Membandingkan dengan karyawan lain yang tingkat kebutuhannya berbeda, dalam arti atasan tidak memahami karakteristik bawahannya 

4. Tidak ada rolling posisi, sehingga terjadi kejenuhan.

5. Atasan hanya menerima laporan dari karyawan yang lain tanpa ada kroscek terlebih dahulu.

6. Tidak ada motivasi untuk karyawan dan hanya memberi tuntutan melebihi kapasitas karyawannya, seakan karyawan tidak bisa memenuhi keinginan perusahaan/yayasan.

Itulah beberapa alasan terjad Quiet quiering. Dengan keterbukaan dan duduk bersama insyaallah semua itu bisa di atasi dengan baik. Tanamkan perasaan saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Dengan demikian keadaan yang sekarang ini sudah menjadi Toksik bisa dibenahi dan menjadi mutualisme yang diharapkan.

Selamat mencoba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun