Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Darmo Gandhul yang Kontroversi!

12 Februari 2015   21:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuatu yang berbeda memang bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang tak ingin memandang sesuatu secara normatif. Pandangan di luar konteks pemikiran konservatif atau kalau bisa pandangan yang bisa mendobrak kemapanan yang ada akan membawa angin perubahan. Setidaknya bagi dirinya, kelompoknya, atau kalau bisa akan merubah tatanan yang ada dalam masyarakat. Perubahan tidak harus berbeda dari keadaan sebelumnya. Tetapi bisa juga kembali pada sikap atau pemahaman yang ada sebelum perubahan itu terjadi.

Membaca buku (Tokoh Antagonis) Darmogandhul, sebuah mahakarya susatra kontroversi yang muncul pada abad 17an memang terasa akan mengajak untuk memahami sebuah perubahan yang tak dikehendaki untuk berubah kembali kepada kemapanan atau tatanan yang telah ditinggalkan secara tragis.

Hancurnya Majapait memang amat sangat menyesakkan bagi mereka yang setia pada Sang Raja Brawijaya yang diharapkan akan membawa kembali pada kejayaan pada masa Hayam Wuruk dengan Gajah Mada sebagai mahapatih yang hebat. Kesesakan itu terutama dirasakan oleh Sabdapalon Nayagenggong, Sang Guru Spiritual Prabu Brawijaya yang telah rela meninggalkan Buddha dan memeluk Islam.

Pertanyaan pun timbul, mengapa Sang Guru Spiritual yang telah mendampingi selama puluhan tahun dikhianati dan ditinggalkan begitu saja sehingga mereka harus menyingkir dengan perasaan kecewa? Kepandaian diplomasi dan dakwah Sunan Kalijaga ataukah karena kecintaan Brawijaya pada sang putra, Raden Patah yang telah mengkudetanya? Ataukah karena Sang Brawijaya yang lebih senang duniawi daripada rohani, gagal diluruskan jalannya oleh Sabdapalon Nayagenggong? Banyak alasan Majapait menjadi luluhlantak dan penyeberangan Brawijaya meninggalkan agamanya.

1423724870795536583
1423724870795536583

Serat Darmogandhul asli yang ditulis dengan bentuk tembang macapat dalam Bahasa dan Aksara Jawa oleh R. Ronggowarsito memang dianggap sebagai karya sastra yang cukup kontroversi karena menyatakan keadaan sesungguhnya atas runtuhnya Majapait ( menyeberangnya Brawijaya akan agama dan keyakinannya ). Perdebatan akan kebenaran fakta sebenarnya pun dipertanyakan. Sebagai sebuah karya sastra tentunya yang ditulis pada jamannya tentu hal ini tak perlu menjadi sebuah pertanyaan. Kecuali ditulis jauh dari waktu sebenarnya.

Pada buku Tokoh Antagonis Darmogandhul yang ditulis oleh Nurul Huda ini, pembaca akan diajak menuju ke alam pemikiran pada masa hancurnya Majapait dan berkembangnya Demak. Salah satu daya tarik membaca buku ini adalah mengajak untuk memahami secara netral tanpa menuduh si pemenang sebagai pemberontak dan yang kalah sebagai pecundang.

Pada bab I hingga VI memang masih mengisahkan sejarah dan pada bab VII penulis sedikit menerangkan dan menafsirkan Suluk Darmo Gandhul untuk memudahkan memahami. Pada bab VIII, penulis justru membawa kembali ke masa lalu dengan menyajikan Suluk Darmo Gandhul dalam Bahasa Jawa. Sedang pada bab IX menafsirkan kembali keadaan masa hancurnya Majapait di tengah para pendukung dan pembelanya setia serta munculnya perseteruan Wali Sanga dengan Sjech Siti Djenar yang mengajarkan Manunggaling Kawula Gusti.

Mencari dan mendapatkan Suluk Darmo Gandhul dalam versi Bahasa Jawa saja tanpa penafsiran memang sulit maka membaca buku ini merupakan pilihan yang tak salah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun