Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Merah

15 Juni 2025   08:50 Diperbarui: 15 Juni 2025   08:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan merah terus menatap tajam seakan mata Siwa yang akan menjemput jiwa kelana.
Gumpalan mendung sisa gerimis sore tadi masih menggelayut namun enggan menutupi wajah bulan.
Si Kelana masih terbaring lunglai tanpa daya tanpa kata.
Menatapku pun tak mampu.
Lama kami berbincang dalam keheningan.
Hanya terdengar isak tangis lirih sang belahan jiwa yang tak ingin perpisahan terjadi.
Dari balik jendela kulihat wajah bulan semakin redup memerah tertutup gumpalan-gumpalan awan hitam mengiringi jiwa kelana menuju keabadian.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun