Suatu hari saat pengumuman kelulusan si bungsu dari sebuah sekolah di Muntilan kami mendapat undangan makan bersama untuk ucapan syukur.
Dengan gembira pun kami hadir dengan dress code busana daerah. Si bungsu dan ibunya memakai kebaya, saya sendiri memakai batik motif parang dan memakai udeng atau ikat kepala.
Selesai sedikit sambutan kami mendapat jamuan sederhana secara prasmanan.Â
Sungguh mengejutkan ketika saya mau mengambil makanan melihat taplak meja jamuan bermotif seperti baju batik yang saya pakai.
Ternyata inilah yang membuat beberapa orang tersenyum pada saya. Kukira tertarik dengan udeng yang saya pakai.
Daripada dongkol, kami pun keluar untuk mencari makan di luar.
Berhubung sudah lapar dan ada warung kaki lima yang dekat dengan menu kesukaan, kami pun berniat makan di tempat tersebut.
Begitu menyeberang menuju warung tersebut sungguh kaget melihat tulisan Warung Pak Basuki.
Istri dan anak-anak kami tertawa. Saya cuma senyum kecut dan tak jadi makan di tempat tersebut.