Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gak Usah Makan, Toh Nanti Lapar Lagi!

19 Juli 2022   20:26 Diperbarui: 19 Juli 2022   20:42 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kinerja karyawan perlu pengawasan. | Dokumen pribadi.

Tantangan meningkatkan produktivitas tenaga kerja terus berkembang mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah. 

Di sinilah para pemangku jabatan harus jeli merekrut tenaga yang memiliki kompetensi yang tinggi.

Tenaga kerja bukan sekedar mempunyai pendidikan yang memadai tetapi juga harus memiliki ketrampilan sesuai dengan bidang pekerjaannya. 

Sehingga etos kerja tenaga kerja bisa menjamin kelangsungan dan peningkatan produktivitas sebuah perusahaan atau yayasan, termasuk dalam bidang pendidikan.

Perekrutan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan minimal berlatar belakang S1 bahkan S2 untuk guru SMP dan SMA untuk beberapa sekolah sudah lumrah dijumpai.

Permasalahan justru bagian umum di sekolah sering menghadapi kendala dengan minimnya sumberdaya manusia. Lulusan tingkat SMA dan SMK jarang mau menjadi tenaga kerja bagian umum. Maka tak jarang menemukan bagian umum hanya lulusan tingkat SD.

Ini sebenarnya bukan masalah jika para tenaga kerja mempunyai ketrampilan dan etos kerja yang tinggi. Kenyataan karyawan bagian umum sering memiliki mental kuli dalam arti hanya menjalankan tugas dengan terus diawasi atau jika disuruh.

Pengawasan demi hasil yang maksimal. | Dokumen pribadi.
Pengawasan demi hasil yang maksimal. | Dokumen pribadi.

Gaji dan tunjangan yang mumpuni sesuai dengan pendidikan dan pekerjaan, adanya intensif berkala, pelatihan peningkatan kemampuan dan keterampilan, pembagian tugas dan jam kerja yang jelas tidak serta merta meningkatkan kinerja karyawan dengan SDM rendah.

Di sinilah pemangku jabatan berani menjalankan fungsi pengawasan secara tegas. Jika berani memberi insentif maka harus berani pula memberi teguran dan hukuman yang mendidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun