Ia selalu tersenyum
Tak pernah ia cemberut apalagi marah. Ia selalu tersenyum. Di mana pun dan kapan pun. Saat suka dan gembira atau sedih dan kecewa.
Tatapan matanya selalu sayu memandang jernih yang bicara dengannya. Atau sekedar menyapanya.
Apakah sebenarnya dia bahagia? Entahlah. Mungkin dia tersenyum untuk sekedar menunjukkan dirinya tidak sedang menderita atau bersusahria.
Apakah dia sariawan atau sakit gigi? Entahlah. Mungkinkah sariawan dan sakit gigi sepanjang masa? Tidaklah...
Apakah karena nafasnya bau? Tidaklah. Setidaknya beberapa orang pernah duduk dan makan bersama tak pernah merasakan hal itu. Termasuk di antaranya saya yang sering melihat tawanya.
Siapa pun percaya senyumannya bukanlah kepalsuan. Senyum kejujuran yang membuatnya bahagia.
Sebab di balik bibirnya yang merona lembut akan terbersit sinar yang memancar dari gigi emasnya bila ia tertawa renyah.
Sebuah gigi emas yang dicabut dari almarhum moyangnya yang akan dikremasi