Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senyuman Maut

6 Januari 2022   16:57 Diperbarui: 6 Januari 2022   17:04 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia selalu tersenyum

Tak pernah ia cemberut apalagi marah. Ia selalu tersenyum. Di mana pun dan kapan pun. Saat suka dan gembira atau sedih dan kecewa.


Tatapan matanya selalu sayu memandang jernih yang bicara dengannya. Atau sekedar menyapanya.

Apakah sebenarnya dia bahagia? Entahlah. Mungkin dia tersenyum untuk sekedar menunjukkan dirinya tidak sedang menderita atau bersusahria.

Apakah dia sariawan atau sakit gigi? Entahlah. Mungkinkah sariawan dan sakit gigi sepanjang masa? Tidaklah...

Apakah karena nafasnya bau? Tidaklah. Setidaknya beberapa orang pernah duduk dan makan bersama tak pernah merasakan hal itu. Termasuk di antaranya saya yang sering melihat tawanya.

Siapa pun percaya senyumannya bukanlah kepalsuan. Senyum kejujuran yang membuatnya bahagia.

Sebab di balik bibirnya yang merona lembut akan terbersit sinar yang memancar dari gigi emasnya bila ia tertawa renyah.

Sebuah gigi emas yang dicabut dari almarhum moyangnya yang akan dikremasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun