Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerimis di Awal Agustus

3 Agustus 2021   07:21 Diperbarui: 3 Agustus 2021   19:21 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dok. Pribadi

Hanya beberapa jengkal ia melangkah namun kabut tipis sudah menuruni perbukitan di lembah tempat di mana ia pernah membangun sebuah impian mendirikan sepetak huma. Gerimis pun segera deras membasahi jalan yang makin licin untuk dilalui.

Sedikit di atas huma yang mulai tertutup kabut ia menoleh ke belakang sekedar menengok sebuah kenangan indah yang kini terasa menyesakkan. Angin gunung yang membuai selama ini kini terasa dingin menusuk kulit menembus tulang.

Setitik air mata jatuh bersama tetes-tetes air hujan di pipinya kala ia melihat bayangan yang baru berlalu saat sang pujaan hati mengatupkan mata di pangkuannya dengan sebuah senyum kebahagiaan telah menemaninya berkebun kasih di huma ini.

Kabut semakin tebal menuruni bukit. Ia pun kembali melangkah ke puncak di mana sinar mentari bertengger menyinari kehidupan yang harus ia jalani dari awal.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun