Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menyusuri dan Melihat Keindahan Sungai-sungai di Wilayah Timur Malang

24 Juli 2021   10:26 Diperbarui: 24 Juli 2021   16:11 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tersangkut di akar semak yang bisa menyebabkan banjir bandang. (dokumen pribadi)

Malang sebagai wilayah pegunungan mempunyai banyak mata air baik yang berupa air terjun maupun umbulan atau sumber mata air yang keluar dasar tanah. Air terjun di wilayah timur Malang, di antaranya Coban Pelangi, Coban Pitu, Coban Jae, Coban Bidadari, dan Coban Tri Sula. Umbulan atau sumber air dari dasar tanah misalnya Sumber Pitu, Sumber Gentong, Wendit Lanang, Sumber Widodaren (Wendit Wedok), dan Sumberingin.

Coban dan mata air ini mengaliri sungai di wilayah timur Malang seperti Kali Amprong, Kali Jae, Kali Bango, Kali Manten dan masih banyak lagi. Kali-kali ini pada akhirnya bertemu di wilayah selatan Malang dengan kali atau sungai besar yakni Kali Brantas.

Keadaan sungai-sungai di daerah udik masih bisa dikatakan cukup bersih dalam arti masih terbebas dari polusi. Memang kadang tampak demikian keruh yang diakibatkan erosi yang dibawa arus sungai dari tebing-tebing curam atau hutan-hutan di wilayah pegunungan. Erosi inilah yang membawa atau menghanyutkan pasir dan batu yang menjadi berkah bagi manusia yang tinggal di sekitarnya. Penduduk yang tidak mempunyai lahan untuk bertani bekerja mencari pasir dan batu sebagai bahan bangunan. Selain aliran sungai-sungai ini juga membawa berkah dengan adanya pembangunan embung-embung pemeliharaan ikan serta kolam-kolam pemancingan. Paling tidak di wilayah timur Malang baik di Kecamatan Pakis, Tumpang, dan Poncokusumo ada sekitar 35 kolam pemancingan.

Kali Amprong (dokumen pribadi)
Kali Amprong (dokumen pribadi)
Kali Bango (dokumen pribadi)
Kali Bango (dokumen pribadi)

Kali Amprong (dokumen pribadi)
Kali Amprong (dokumen pribadi)

Anak sungai Kali Amprong (dokumen pribadi)
Anak sungai Kali Amprong (dokumen pribadi)

Beberapa kilometer dari sumber mata air, sungai mulai tercemar oleh limbah pertanian seperti pestisida, herbisida, dan pupuk bahkan botol dan pembungkusnya. Selain itu juga tercemar kotoran hewan yakni sapi dan kambing yang dibuang melalui parit-parit dari perdesaan. Namun demikian, masyarakat perdesaan masih menggunakan untuk MCK (mandi cuci kakus) terutama saat di sawah dan ladang karena akses mendapat air bersih belum terpenuhi. Penggunaan sungai sebagai MCK ini semakin menambah pencemaran karena masyarakat sering membuang bungkus sabun, shampo, dan deterjen. Akibat dari pencemaran ini tentu saja mengurangi secara drastis kehidupan di dalam sungai.

Mata air Sumberingin (dokumen pribadi)
Mata air Sumberingin (dokumen pribadi)

Embung Malang Suko, Tumpang (dokumen pribadi)
Embung Malang Suko, Tumpang (dokumen pribadi)

Anak sungai Kali Amprong Desa Malangsuko. (dokumen pribadi)
Anak sungai Kali Amprong Desa Malangsuko. (dokumen pribadi)
Sejak semakin gencarnya pembangunan dan pengembangan desa wisata untuk mendongkrak perekonomian masyarakat di wilayah timur, pencemaran semakin menjadi. Kesadaran wisatawan dan kurangnya pengelolaan secara profesional untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat masih kurang sekali. Terbatasnya tempat sampah serta keengganan pengunjung membuang sampah pada tempatnya menjadi sumber pencemaran utama. Membuang botol minuman dan makanan dalam kemasan mudah ditemukan. Padahal botol dan bungkus yang dibuang semaunya bisa menjadi penyumbat aliran air ketika hanyut dan tersangkut di akar dan ranting semak belukar di tepi sungai. Sumbatan inilah kadang menjadi bendungan kecil dan ketika tidak tertahan oleh tekanan dan debit air lagi akan jebol dan menjadi banjir bandang tak terduga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun