Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Badai di Akhir Perjalanan

7 Juli 2021   09:04 Diperbarui: 7 Juli 2021   09:11 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit begitu cerah kala mulai berjalan di pagi hari. Semua begitu indah.
Berjalan sendiri penuh keteguhan diiringi kesombongan engkau melangkah di jalan lurusmu.
Hanya hijaunya kesegaran yang kaurasakan di sekitarmu tanpa peduli suara kicau burung prenjak atau gagak yang bernyanyi.
Tak kau pedulikan pula awan putih di depan yang seakan hendak menaungimu dari teriknya mentari di langit yang biru namun di balik awan mendung kelabu berjalan bersama angin.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Kini di tengah hari,  sendiri kau rasakan betapa lelahnya perjalanan ini dan kau ingin hadirnya seorang kawan yang menemanimu.
Awan putih kini telah berlalu dan mendung bergulung di atasmu yang akan menyanyikan lagu sendu.
Bukan kicau burung lagi yang kau dengar riang selain deru debu badai dalam kesendirianmu dan bertanya pada dirimu sendiri akankah badai ini menggulung di sisa hidup ini?

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun