Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keblek, Lelembut Pencuri Beras

29 Juni 2021   18:05 Diperbarui: 29 Juni 2021   18:14 19896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keblek? Sumber gambar: akun IG, owl_lovers801

Blek....blek...blek...blek...blek....blek... Suara seperti kepakan sayap ayam jago yang akan berkokok. Tetapi lebih mantap sekali pun terdengar begitu jauh.

Menurut budaya Jawa yang dikisahkan secara tutur tinular atau menurut tradisi lesan, keblek adalah lelembut pencuri beras. Keblek ini merupakan makhluk  jejadian atau mahluk halus yang dipelihara seseorang dan diberi tugas mencuri beras oleh orang yang memeliharanya.

Jika mendengar suara ini, masyarakat biasanya langsung menutup pintu dan segera memeriksa apakah pedaringan tempat menyimpan beras sudah ditutup rapat. 

Pedaringan adalah suatu wadah berbentuk seperti tempayan kecil tetapi hanya untuk menyimpan beras. Pedaringan biasanya ditaruh atau ditempatkan di kamar orangtua atau di sentong yang merupakan ruang tengah khusus menaruh beras atau pedaringan tetapi juga tempat bersemayam Dewi Sri yang selalu memberi kemurahan berupa beras.

Suara blek ....blek...blek...blek....yang terdengar sebagai tanda bahwa ia sedang menghisap beras salah satu warga masyarakat.
Suara keblek hanya terdengar pada malam hari saat wayah sirep bocah atau saat anak-anak mulai tidur atau sekitar jam delapan malam. Pertama kali suara keblek kudengar sekitar tahun 65 di Karanganyar, Kebumen dan berlanjut terus sering kudengar hingga tahun 74 di Malang dan Surabaya.

Saat itu suasana masih sepi dan gelap banyak hutan atau pun kebun yang rimbun. Bahkan pernah juga terdengar di lapangan Embong Macan yang kini menjadi Monumen Bambu Runcing, Surabaya pada tahun 69.

Saat sudah tua ternyata suara keblek kadang terdengar apalagi saat perjalanan malam melewati belantara. Terakhir kali lima hari lalu sekitar jam sembilan ketika saya pulang dari semedi di Gunung Kursi, di kaldera Bromo. 

Dalam hati saya bertanya jika keblek adalah lelembut pencuri beras mengapa ada di padang rumput kaldera Bromo? Bahkan di pinggir hutan yang jauh dari pemukiman.

Dugaan saya keblek hanyalah semacam burung malam atau mungkin kokokbeluk yakni burung hantu yang berukuran besar yang sedang mencari makan. Entahlah mengapa mengepakkan sayapnya. Mungkin lega hatinya setelah menyantap tikus atau ular yang lengah.

Sumber gambar: akun IG, owl_lovers801
Sumber gambar: akun IG, owl_lovers801

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun