Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saat Kami Harus Isolasi Mandiri

3 April 2021   08:46 Diperbarui: 3 April 2021   08:49 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambutan saat masuk rumah sakit. Dokumen pribadi

Sedang asyik-asyiknya bicara tentang keberhasilan saya dan istri membuat rekor gowes sejauh 63 km pada Kamis, 18 Maret lalu, tiba-tiba saja Si Tengah memberitahu bahwa ia tidak bisa merasakan dan membau masakan yang tersaji dan disantapnya.

Sontak makan malam segera kami hentikan lalu menghubungi seorang dokter teman kami sejak mudika. Berkat Beliau, malam itu kami sekeluarga langsung test swab di RS Panti Nirmala, dan hasil positif untuk Si Tengah dan negatif untuk yang lain. 

Atas saran pihak rumah sakit pula, Si Tengah dianjurkan isolasi mandiri di RS Lapangan Idjen Boulevard yang memang khusus menerima pasien Covid-19.

Perlengkapan fitness di RS LAPANGAN IJEN BOULEVARD. Dokumen pribadi
Perlengkapan fitness di RS LAPANGAN IJEN BOULEVARD. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Esok harinya, kami langsung memberitahu pihak RT-RW akan kejadian ini dan menghubungi RS Lapangan Idjen Boulevard yang respon cepat dan segera akan mengirim ambulan. 

Atas dasar bahwa Si Tengah tidak ada gejala demam dan batuk serta supaya tidak menjadi geger kami mengantar sendiri.

Hanya dalam hitungan 3-4 jam, berita terpaparnya putri kami membuat kampung dan gereja paroki kami geger. 

Maklum, di blog perumahan kami sebelumnya ada 2 orang warga gereja yang meninggal akibat covid-19 dengan penyakit bawaan ditambah lagi kami yang melayani secara pastoral. 

Apalagi sejak natal sebagai pelayan gereja kami berdua aktif di banyak kegiatan mulai dari paduan suara hingga ketahanan pangan.

Di blog perumahan banyak yang memuji karena kami cepat tanggap, di sisi lain banyak yang kuatir dan takut sebab  berkat laporan kami, membongkar beberapa warga yang positif dan dirawat di rumah sakit tanpa memberitahu pihak RT-RW. 

Sedang pihak RT-RW mendapat kabar dari Puskesmas. Kampung pun menjadi sepi apalagi tiga hari kemudian 2 tetangga kami meninggal akibat covid-19. Makin gegerlah kampung.

Sajian kue kering setiap hari. Dokumen pribadi
Sajian kue kering setiap hari. Dokumen pribadi
Sebagian pakaian dari RS LAPANGAN IJEN BOULEVARD. Dokumen pribadi
Sebagian pakaian dari RS LAPANGAN IJEN BOULEVARD. Dokumen pribadi
Di gereja pun geger dan diputuskan dalam satu wilayah tempat tinggal kami sekitar 300 umat tidak diperkenankan mengikuti perayaan ekaristi selama pekan suci, sekali pun jumlah warga sudah dibatasi sesuai dengan protokol kesehatan. 

Dengan berbagai pertimbangan yang masuk akal di antaranya kami sekeluarga isolasi mandiri dan tidak akan ke gereja selama tiga minggu serta sesuai arahan dari dokter yang menolong kami dan kebetulan juga pengurus gereja.

Pada akhirnya hanya satu blog dengan jumlah umat sekitar 87 orang dari 24 KK di perumahan kami yang tidak diperkenankan mengikuti misa secara luring dan hanya berlaku pada Minggu Palma. Puji Tuhan.....

Mendengar bahwa kami harus isolasi mandiri tentu saja mengejutkan banyak kerabat, teman, dan sahabat kami. Maka tawaran bantuan kebutuhan pokok mengalir banyak. 

Dengan berat hati dan menjawab secara jujur pada beberapa pihak, kami menolak karena persedian masih cukup banyak. Namun toh, rasa persuadaraan dan kebersamaan yang demikian besar, mereka tetap mengirim bantuan. Bahkan sangat berlebih. Terima kasih semuanya...

Sebagian perhatian dari teman dan sahabat. Dokumen pribadi
Sebagian perhatian dari teman dan sahabat. Dokumen pribadi
Dua minggu putri kami menjalani isolasi mandiri di RS Lapangan Idjen Boulevard dengan perawatan yang luar biasa. Kesembuhan dan kesehatan penghuni rumah sakit isolasi sangat diperhatikan. 

Asupan makanan dan minuman setiap hari sangat terjamin sekali. Memang makanan disajikan dalam bentuk nasi kotak mungkin ini untuk menghidari kontak sesama penghuni rumah sakit isolasi. Setiap jam makan selain mendapat makanan pokok, juga diberi asupan susu kedelai satu kotak kue kering dan juga vitamin. 

Menurut ukuran orang sehat sangat berlebih. Sedang untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran juga disediakan alat dan perlengkapan fitness sehingga penghuni rumah sakit isolasi tidak bosan dengan berjemur, senam pagi, dan lari-lari kecil di lapangan yang luas, hijau, dan segar. 

Hal yang mengejutkan, setiap penghuni rumah sakit isolasi juga diberi seperangkat pakaian dalam, baju tidur (daster), kain panjang (batik), sandal, dan perlengkapan mandi. 

Datang membawa satu tas perlengkapan maka saat pulang bisa membawa dua tas berisi kue yang belum sempat disantap dan pakaian baru ditambah lagi satu bendel surat dari rumah sakit yang harus diberikan ke Puskesmas dan RT-RW sebagai laporan telah sembuh. 

Sungguh perhatian dan pelayanan yang luar biasa diberikan oleh pemerintah untuk menghentikan penyebaran dan penularan Covid-19. Maka tak perlu kuatir untuk segera masuk rumah sakit lapangan jika terpapar covid-19 tanpa penyakit bawaan.

Tentu saja upaya pemerintah ini harus diapresiasi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan: menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan setelah bepergian, dan mengurangi bepergian. 5 M inilah yang terpenting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun