Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Jaket Dalbo nan Keren

1 Desember 2020   09:50 Diperbarui: 1 Desember 2020   10:03 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai keluarga yang suka klayaban dan kluyuran ke hutan, gunung, lembah, dan jurang tentu saja kami harus mempunyai alat pelindung diri untuk mengurangi resiko jika terjadi kecelakaan yang bisa berakibat fatal. Salah satunya adalah jaket anti air dan angin namun tidak terlalu berat dan tentu saja kuat serta berwarna terang sehingga mudah dan jelas jika dilihat dari jauh. Misalnya kuning, jingga, dan hijau muda.

Pengalaman selama ini, di toko olahraga dan perlengkapan pendakian memang sudah cukup lengkap namun soal mutu dan bahan masih boleh dikatakan kurang memadai dengan harga yang ditawarkan. Demikian juga tentang warna lebih banyak warna gelap yang sulit dilihat dari jauh jika ada di tengah belantara bahkan padang rumput.

Nyi Ismaya pake yang kuning buatan Taiwan. Dokpri
Nyi Ismaya pake yang kuning buatan Taiwan. Dokpri
Buatan Jerman saat kami pakai jalan-jalan ke Bromo bersama K'ner Mbak Tamita. Dokpri
Buatan Jerman saat kami pakai jalan-jalan ke Bromo bersama K'ner Mbak Tamita. Dokpri
Foto: Kompasianer Rahab Ganendra
Foto: Kompasianer Rahab Ganendra
10 tahun yang lalu, ketika Merapi dan Bromo meletus dan menjadi relawan di sana saya pun berusaha mencari jaket yang bisa melindungi badan semaksimal mungkin menghadapi badai. Tergerak oleh iklan baju bekas import yang di medsos disebut preloved. Berdasarkan petunjuk dari seorang rekan, untuk membeli baju bekas tak harus di pasar loak atau rombengan sebab di toko pun ada. Bahkan jika beruntung bisa membeli yang masih betul-betul baru dan masih dalam kemasan pabrik. Setelah menghubungi salah satu (toko) importir preloved pada satu hari saya diminta datang memilih di antara puluhan karung baju bekas yang baru saja diturunkan dari praoto. Setengah kaget saya diminta membongkar karung sendiri pakaian bekas yang campur aduk. Membongkar pakaian bekas di karung ini oleh warga Malang disebut pakaian Dalbo yang artinya udal-udal kebo alias pakaian dari bongkar-bongkar karung.

Bagian dalam jaket di atas. Dokpri
Bagian dalam jaket di atas. Dokpri
Bagian dalam jaket di atas. Dokpri
Bagian dalam jaket di atas. Dokpri
Bagian dalam jaket di atas. Dokpri
Bagian dalam jaket di atas. Dokpri
Wal hasil, sungguh mengejutkan saya menemukan tiga jaket sama sekali baru dalam kemasan rapi dan bersih dan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan. Ketika akan saya bayar, sang pemilik toko memberi harga seratus empat puluh ribu untuk tiga  jaket tersebut. Tanpa ba bi bu be bo langsung saya bayar dan ngebrit pulang. Hingga sekarang dua jaket dalbo nan keren buatan Amerika dan satu buatan Jerman tersebut masih sering kami gunakan jika mengantar wisatawan manca negara berpetualang ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sedang satu jaket lagi tertinggal di penitipan barang di sebuah mall ketika kami berbelanja. Setelah empat bulan baru ingat dan ketika akan kami ambil dengan kartu penitipan justru kami dianggap menemukan kartu tersebut.  Daripada berurusan panjang dengan sedikit mendongkol jaket tak kami ambil.

Ternyata jaket dalbo tak selalu bekas.

Dokpri
Dokpri
Malu narsis. Dokpri
Malu narsis. Dokpri
Mejeng depan rumah. Dokpri
Mejeng depan rumah. Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun