Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mereka Calon Peloncat Indah Alami

25 November 2020   16:24 Diperbarui: 26 November 2020   11:32 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa, hari ini saya kembali mencari nafkah sebagai tengkulak dengan bergowes ria sambil mengembangkan hobi fotografi walau dengan hape dan tentu saja mencari berita sisi-sisi kehidupan manusia yang menarik. Setelah mengayuh lebih kurang 8 km ke arah timur dari rumah ada empat kejadian yang amat menarik untuk diabadikan. Semua tentang kehidupan di desa. 

Kala sampai di salah satu sudut  yang sepi walau di pinggir jalan desa yang beraspal halus di Dusun Karang Nongko, Desa Pucang Songo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang terdengar teriakan-teriakan gembira anak-anak desa yang sedang bermain di tepi sungai pengairan. Setelah saya dekati ternyata ada tiga anak putra dan satu anak putri sedang memancing. Serta ada satu anak putra sedang mandi di bawah dam. 

Si anak putri ditinggal memancing sendirian. Dokpri
Si anak putri ditinggal memancing sendirian. Dokpri
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Rupanya mereka telah memancing sejak jam sembilan pagi setelah belajar bersama di salah satu rumah siswa yang sekolah di SD Pucang Songo 2. Setelah satu jam memancing hanya mendapat 3 ekor ikan wader kali dan dua ekor ikan kutuk kebosanan muncul pada diri mereka. Salah satu anak pun langsung melepas baju dan dengan telanjang langsung terjun bebas dari atas dam yang tingginya sekitar 3 m dari kali di bawahnya. Merasakan segar air sungai  yang sedikit keruh dia merasa senang lalu berteriak mengajak tiga temannya ikut mandi.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Tertarik ajakan temannya, dua anak putra langsung ikut mandi sedang salah anak putra tetap tertarik memancing ikan. Demikian juga si anak putri tetap memancing sekali pun salah satu anak putra mengajaknya bermain di kali. Si anak putra yang gagal mengajak si teman putri lalu meninggalkannya. 

Hal yang sangat mengejutkan, penulis kira mereka sekedar mandi sambil bergurau. Ternyata mereka melakukan hal yang cukup atraktif yakni terjun dengan aneka gaya. Kadang terjun dengan jumpalitan, kadang terjun dengan gaya berdiri, kadang terjun dengan punggung terlebih dahulu tanpa melihat ke bawah atau ke arah sungai. Ini yang membuat penulis dag dig dug. 

Tak ada rasa kuatir apalagi takut justru mereka sangat menikmatinya dengan teriakan-teriakan gembira. Padahal tepi dam adalah tembok-tembok dan batu keras yang bisa membuat celaka jika terpeleset sedikit saja.  

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kegembiraan tiga anak putra ini sedikit membuat tertarik si anak putri untuk datang melihat dan tampaknya ingin juga ikut bermain bersama. Namun tak jadi karena tidak membawa handuk dan pakaian ganti. Sejenak melihat lalu ia kembali memancing ikan. 

Hampir dua puluh menit mereka bermain di kali dengan terjun bebas bak seorang atlet loncat indah. Penulis pun membayangkan andai ada pelatih loncat indah atau setidak ada guru olahraga mereka yang tahu akan potensi anak-anak desa ini mungkin mereka bisa dilatih menjadi calon atlet loncat indah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Puas bermain di kali mereka pun ganti baju tanpa membilas tubuh dan mengering dengan handuk dan melanjutkan memancing tetap dengan hati riang. 

Jam menunjukka angka 10 lebih 5 menit penulis melanjutkan gowes sambil mencari peristiwa menarik untuk menjadi sebuah tulisan tentang kehidupan di desa. 

Salam budaya.

Rahayu...rahayu...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun