Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelukis Unjuk Diri di Indonesia Painting Contest 2020 di Malang

6 September 2020   22:48 Diperbarui: 7 September 2020   06:29 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa pandemi Covid-19 masih belum diketahui kapan berakhir, namun demikian kita tak boleh menyerah. Hidup dalam kenormalan baru sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 adalah pilihan yang tepat untuk tetap breprestasi di bidang apa pun sesuai dengan kesenangan dan panggilan hati. Demikian juga para pelukis tetap mengekspresikan segala kemampuan dirinya untuk berprestasi bahwa di masa pandemic atau pageblug ini bukanlah hal yang mustahil. 

Setidaknya ini ditunjukkan oleh sekitar 319 pelukis dari seluruh Indonesia dalam Indonesia Painting Contest 2020 dengan bertajuk PANDEMI yang diadakan di Taman Krida Budaya, Malang pada Minggu, 6 September 2020.

Adalah Gus Nabil, seorang anggota DPR RI yang juga pemilik Nusantara Utama Gallery atau dikenal dengan sebutan nugaleri terpanggil mengadakan kontes bagi para pelukis di seluruh Indonesia. 

Menilik nama galeri NU Galery dan pemilik galeri yakni Gus Nabil tentu ada yang bertanya apakah ini ada hubungannya dengan lembaga kemasyarakatan dan keagamaan Nahdatul Ulama. Jawabnya taka da hubungannya, hanya secara kebetulan Gus Nabil adalah ketua Pagar Nusa, sebuah perguruan silat di bawah naungan NU.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Mengais rejeki. Dokpri
Mengais rejeki. Dokpri
Indonesia Painting Contest 2020 sendiri merupakan kontes ke tiga yang telah diadakan, kontes pertama diadakan di Jakarta pada 2018 dan ke dua diadakan di Solo pada 2019. 

Keberhasilan pada kontes sebelum memberi inspirasi untuk diadakan lagi di Malang. Bukan tanpa alasan diadakan di Malang yang kebetulan banyak pelukis handal selain adanya pelukis ternama yakni Mas Sadikin yang handal melukis dengan menggunakan jari kaki. 

Mas Sadikin pula menjadi pemberi inspirasi atau pembicara selesai lomba dalam berbagi pengalamannya mulai saat mengembara di Jakarta hingga berhasil menjadi pelukis profesional yang harga lukisannya rerata puluhan juta bahkan ada yang mencapai di atas seratus juta.

Mas Sadikin. Dokpri
Mas Sadikin. Dokpri
Memberi inspirasi. Dokpri
Memberi inspirasi. Dokpri
Kontes ini memang bukan sekedar lomba, tetapi para pelukis diajak menggali dan tetap menyatukan keindonesiaan kita dalam sosial budaya yang berbeda. Maka, bukan mustahil yang tergambar dan terekspresikan adalah lukisan-lukisan tetang manusia-manusia Indonesia sesuai dengan budaya dan gaya hidupnya menghadapi pandemi covid-19.

Siap mengumpulkan hasil karya. Dokpri
Siap mengumpulkan hasil karya. Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Decak kagum dari para penonton yang melihat kelihaian para pelukis mengekspresikan dan menunjukkan kemampuannya dalam waktu 6 jam bisa menghasilkan lukisan luar biasa. 

Ada yang melukis dengan crayon, cat minyat, dan cat air. Semua luar biasa. Sehingga para juri harus berdiskusi cukup lama untuk menentukan para juara. Ada dua puluh lukisan yang masuk nominasi dari 269 lukisan yang masuk namun hanya ada tiga pemenang saja yang diambil.

Pemenang pertama menjadi milik Mas Choirudin dengan tema Tetap Fokus, yang melukis saudara kita dari Papua yang tetap fokus membidikkan anak panahnya sekali pun tetap memakai masker. 

Juara 3. Dokpri
Juara 3. Dokpri
Pemenang kedua menjadi milik Mas Budi B dengan tema Harapan Tak Boleh Berhenti.

Budi B, pemenang ke 2: Harapan Tak Boleh Berhenti. Dokpri
Budi B, pemenang ke 2: Harapan Tak Boleh Berhenti. Dokpri
Pemenang ketiga menjadi milik Mas Mulyo Gunarso dengan tema Badai Telah Berlalu. 

Juara 1. Dokpri
Juara 1. Dokpri
Gus Nabil (kanan) menyerahkan hadiah kepada juara 1. Dokpri
Gus Nabil (kanan) menyerahkan hadiah kepada juara 1. Dokpri
Hal yang luar biasa dalam Indonesia Painting Contest 2020, bukan hanya diikuti oleh pelukis berpengalaman atau pelukis dewasa tetapi juga diikuti oleh pelukis belia. Seperti  Afrizal Wildan yang masih kelas 6 SD Negeri Ngaglik Batu dan Levant kelas 9 dari SMP Negeri 4 Malang.

Afrizal W (kiri) kelas 6 SD. Dokpri
Afrizal W (kiri) kelas 6 SD. Dokpri
Levant kelas 9 dari SMPN 4 Malang. Dokpri
Levant kelas 9 dari SMPN 4 Malang. Dokpri
Si Cantik kelas 2 dari SMK SR Solo. Dokpri
Si Cantik kelas 2 dari SMK SR Solo. Dokpri
Salah satu panitia menunjukkan hasil karya. Dokpri
Salah satu panitia menunjukkan hasil karya. Dokpri
Acara yang berlangsung dari jam 9 pagi di mana para pelukis menunjukkan aksinya di sepanjang halaman samping kiri-kanan dan belakang hingga jam 3 sore sebagai batas waktu pengumpulan dan berakhir pada jam 6 sore. 

Sebelum pengumuman pemenang para pelukis dan penonton disuguhi tari topeng Malang dari Padepokan Seni Mangun Dharmo dengan lakon Calon Arang yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat pada jaman Kahuripan kala menghadapi pandemi. Sebuah suguhan sendratari yang luar biasa dengan kolaborasi musik dan tari antara gaya Malang dan Bali yang mendapat sambutan luar biasa. 

Selama lima belas tahun terakhir pagelaran sendratari wayang topeng Malang dengan penonton lebih dari 300 orang tetap duduk hingga pertunjukan berakhir lalu memberi tepuk tangan meriah baru kali ini. Mungkin para penonton yang kebanyakan para pelukis dan komunitas serta keluarganya jarang yang mengetahui dan baru kali ini menonton. Indonesia Painting Contest 2020 dan Padepokan Seni Mangun Dharmo telah menyuguhkan acara yang luar biasa. 

Satu cuplikan sendratari Calon Arang. Dokpri
Satu cuplikan sendratari Calon Arang. Dokpri
Ki Sholeh Adipramono dan kru. Dokpri
Ki Sholeh Adipramono dan kru. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun