Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lagu Sendu Wanita Patah Hati

12 Juli 2020   18:00 Diperbarui: 12 Juli 2020   19:15 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribune Pontianak-tribunenews.com

Perempuan mana tak kecewa dan mungkin sakit hati jika lelaki idamannya digaet wanita lain. Sekali pun sebenarnya ia telah rela menjadi yang ke dua bagi lelaki itu. Namun, entah mengapa garis hidup untuk berdampingan dengan lelaki pujaannya kandas kedua kalinya. Haruskah ia menjadi perempuan ke tiga bagi lelaki itu.

Perempuan itu tak bisa menangis lagi setelah sekian lama harus tersungkur pada lelaki yang dikehendaki keluarganya atas nama kekuasaan. Bagi dirinya cinta hanyalah cinta. Seberapa lama pria pendamping hidupnya merayu dengan lembut sebelum malam bergulat dalam lagu cinta namun penuh dusta nestapa hanya karena cinta buta. Banowati tak lagi bisa melihat kegagahan dan cinta sejati Sang Kurupati yang tak lelah mau mengerti.

Dari balik jendela kamarnya yang hampa akan dekapan, Banowati menatap purnamasidhi yang sering menemaninya saat berpadu mata dan hati penuh gairah di Ranu Regulo, lereng Semeru. Tiga purnama dalam dekapan Arjuno dan di bawah sorotan mata kejam Dursasano, ia merasa semua akan berakhir indah. Kenyataan, angin malam membawa berita sedih. Banowati merasa ditelikung Srikandi merebut hati Arjuno menjadi istrinya.

Sang candra masih sepertiga perjalanan malam, Banowati pun mengajak Mbok Lila salah satu embannya menyusuri rerumputan Bromo untuk sekedar mengenang perselingkuhan hati bersama Arjuno.

Mbok Lila, terus menutup mulut tak bicara selain mendengar jeritan hati Banowati yang larut dalam kisah cinta terlarang. Ia sendiri tak habis mengerti mengapa Banowati harus seperti pungguk merindukan bulan.

Ia pun semakin terkekeh geli dalam hati kala Banowati melantunkan lagu Terang Bulan di Gunung yang menjadi hit karena dinyanyikan Titik Sandhora. 


Namun akhirnya Mbok Lila pun tak tahan ngomong,

"Mbok ya Raden Arjuno dilupakan. Bukankah Mas Suyudana sangat mencintai Den Ayu Banowati...."

"Aku sudah berusaha mencintai Mas Suyudana tapi kegilaannya pada tahta ia sering menganggap ku hanya penghibur di tempat tidur." Banowati membela diri.

"Bukahkan Den Mas Arjuno juga seperti itu. Dewi Sembadra juga sering ditinggal selingkuh dengan Den Ayu Banowati...eh maaf Den Ayu.... Mohon maaaaaf...." kata Mbok Lila keceplosan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun