Bertani memang gampang-gampang susah, tanah subur dan perawatan mudah hasil panen melimpah tentu sungguh menyenangkan. Tapi kenyataan, karena salah pengelolaan bisa saja tanah menjadi tidak subur. Atau tanah subur tapi serangan hama sangat kuat. Tanah subur, serangan hama kecil, tapi cuaca tak menentu sehingga merusak tanaman.
Seperti halnya manusia agar kebal terhadap serangan penyakit maka perlu mendapat imunisasi dan asupan makanan dengan gizi seimbang tanaman perlu pupuk alami juga pupuk kimia. Namun, keadaan bisa saja berubah dengan munculnya penyakit baru dari virus baru seperti yang sedang kita alami saat ini dengan serbuan Covid-19.Â
Sudah banyak yang dilakukan pemerintah yang bekerjasama dengan instansi dan seluruh lapisan masyarakat melawan Covid-19. Hal yang belum dilakukan mungkin tinggal lockdown, sekali pun beberapa wilayah sudah melakukan sendiri.
Serbuan dari mahluk asing yang tak dikenal pun layaknya Covid-19 Â sewaktu-waktu bisa menghabisi hasil panen tanpa ampun. Orang Jawa menyebutnya 'tikus endas ireng' alias hama berkepala hitam alias pencuri. Apa ada sih orang mencuri hasil pertanian? Seperti halnya ada pencuri ternak tentu saja ada pencuri tanaman dan buah. Pencurian padi sepuluh tahun lalu masih marak.Â
Sekarang pencuri padi hanya burung pipit. Namun demikian tetaplah merugikan jika burung pipit jumlahnya puluhan. Sawah sepetak bisa saja hasilnya cuma gabah ompong dimakan pipit. Maka terpaksa hamparan padi di-lockdown bagi pipit dengan jaring. Â Walau sedikit agak tega dengan menjerat tak langsung hingga mati.
Tetapi dengan naiknya harga cabai karena musim hujan dan cuaca tak menentu membuat cabai menjadi lirikan pencuri. Memetik cabai dan membawanya dengan karung sangatlah mudah.Â
Dalam dua jam memetik cabai bisa setengah karung dengan bobot 15 kg. Bila harga cabai per kilo Rp 30.000,- maka harga 15 kg mencapai Rp 450.000,-  Bisa dibayangkan jika kehilangan lebih dari jumlah itu. Maka jalan satu-satunya ladang dan sawah harus di-lockdown supaya masuknya virus ini bisa ditangkal.Â
Bagaimana caranya? Ya diberi pagar dan dijaga dengan ketat siapa pun tak boleh masuk.Â
Selain itu setiap malam harus dijaga sebab serbuan virus mematikan ini biasa datang malam hari. Sekali pun menjaga kebun sangat berbahaya akan gigitan ular berbisa dan hewan liar berbahaya lainnya. Selain itu ancaman pencuri yang tega juga sangat membuat keder saat sendiri di malam hari. Â