Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gas Melon Membuat Sebagian Orang Jadi Pendusta dan Jatuh Miskin

30 Januari 2020   10:06 Diperbarui: 30 Januari 2020   12:10 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanya untuk orang kaya? Dokpri

Pemerintahan manapun selalu ingin membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi warganya. Tetapi sebagian warganya yang justru selalu kurang puas. Harap maklum. Saya pun kadang juga kurang puas. Tapi haruskah kita selalu mengeluh dan menyalahkan pemerintah yang telah berusaha? Tidakah kita harus membantu dan bukan ikut menggerogoti?

Seorang koruptor yang jelas terbukti secara hukum adalah kaum penggerogot yang tak pernah puas. Tapi juga kaum penggerogot ekonomi belum tentu seorang koruptor secara langsung. 

Salah satu mereka yang disebut penggerogot adalah mereka yang 'merasa dirinya miskin' alias yang 'miskin mentalnya' Apakah ada? Kukira banyak walau saya tak pernah menghitung secara statistik. Hanya melihat melihat kenyataan sehari-hari di sekitar tempat tinggal kami.

Rumah kami, di sebuah perumahan kelas menengah, di mana banyak rumah dengan tipe di atas seratus belum termasuk halaman. Memiliki mobil 1.500 cc adalah hal biasa, tapi dengan jumlah dua atau tiga kukira cukup luar biasa. Belum termasuk sepeda motornya dan mobil masa kini dengan 2.000 cc. Bahkan ada yang punya dua rumah, walau berbeda blok.

Para penghuninya pun kebanyakan kaum professional, seperti guru, dokter, pengacara, pengusaha, serta dosen PTN dan PTS. Ada yang menjabat sebagai kepala sekolah, pengawas, dekan, malah rektor. 

Sebagai ASN yang mempunyai pangkat dan jabatan yang lumayan pun banyak. Memang harus diakui pula sekitar separuh penghuninya adalah kaum ekonomi lemah, dalam arti pekerjaan mereka pedagang kecil atau karyawan swasta dengan gaji sebatas UMR.

Pemandangan biasa setiap pagi dan sore namun cukup menarik diamati, setiap hari pedagang keliling gas melon hilir mudik. Bukan hanya di dalam blok tetapi juga di luar blok yang dihuni kaum punya. Lariskah gas melon di sini. Laris sekali! Pembelinya bukan hanya yang ada di dalam blok tetapi juga bagian luar blok yang kebanyakan termasuk 'orang kaya'

Pernah secara iseng kutanya pada beberapa tetangga kebetulan teman akrab, satu dokter gigi, satu dosen, dan satu lagi kepala sekolah: 'mengapa kok membeli gas melon?' Jawabnya sungguh membuat tertawa dalam hati. "Harganya murah!" Hla dalaaaah.....

"Kita ini kan termasuk orang miskin..." jawab seorang lain ketika ada pertemuan warga yang entah mengapa kok membahas tentang perekonomian yang menurut mereka sedang terpuruk sehingga mereka merasa orang miskin yang perlu disubsidi. Apakah kata mereka termasuk 'kaum miskin' adalah selorohan dan tidak serius atau memang miskin dan perlu subsidi untuk mengepulkan dapurnya.

Jelas kulihat dan kudengar sendiri mereka 'menjadi pendusta dan jatuh miskin.'

Apakah di tempat lain ada? Pasti tidak ada. Tidak ada bedanya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun