Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Wawancara Santai untuk Menggali Data Informatif

10 Desember 2019   20:15 Diperbarui: 10 Desember 2019   20:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajak 2 siswi SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan, belajar menulis dan wawancara di redaksi Harian Surya (Kompas Gramedia Malang). Dokpri

Setiap kali melakukan perjalanan entah dekat entah jauh, walau hanya antar kota, atau dalam perjalanan tugas, yang juga tak pernah lebih dari 60 km, saya selalu menyempatkan diri melihat-lihat suasana di sekitar sambil membawa kamera untuk mengabadikan kejadian-kejadian atau obyek yang menarik. 

Di samping itu, selalu menyempatkan diri berbincang dengan masyarakat setempat untuk mengenal kearifan lokal atau sekedar ingin tahu suka duka mereka dalam menjalankan profesinya. Entah sebagai petani, penari, pengemis, pemulung, pemancing ikan, atau pedagang asongan di mana pun. Pokoknya mereka yang bekerja secara mandiri di sektor non formal. 

Ini bukanlah untuk mengetahui kehidupan mereka pribadi, tetapi spirit mereka yang bisa dijadikan teladan bagi yang lain untuk selalu bersemangat dalam berkarya. Saya sebut berkarya, karena bukan sekedar bekerja untuk mencari nafkah tetapi selalu berusaha melakukan yang terbaik demi kehidupan keluarga, diri sendiri, dan tak boleh dilupakan juga untuk kebahagiaan bersama.  

Santai. Dokpri
Santai. Dokpri
Tanpa sekat. Dokpri
Tanpa sekat. Dokpri
Santai. Dokpri
Santai. Dokpri
Senyu bersama. Dokpri
Senyu bersama. Dokpri
Dalam perbincangan secara santai, saya selalu tidak mengambil jarak atau tak ada sekat 'siapa dia siapa saya' atau sebaliknya. Tetapi senantiasa penuh keceriaan dan kekeluargaan. Tentu saja kadang saya tidak boleh melupakan unggah-ungguh menurut budaya Jawa di mana harus memberi rasa hormat kepada orang yang dituakan. 

Senyum, sapa, salam seperti prinsip layanan prima (excellent service) di kantor-kantor atau perusahaan-perusahaan yang harus melayani pelanggan dengan sopan. Selain menghindari suasana atau pertanyaan yang bersifat interogatif sehingga suasana nyaman perbincangan yang informatif bisa mendapat sebuah penjelasan yang akurat sebagai data untuk sebuah tulisan. 

Dan ketika mendapat penjelasan sedapat mungkin tidak menyela atau memotong, tetapi berusaha mendengar. Kalau toh memang dirasa kurang pas penjelasan atau informasi yang kita peroleh ditanyakan kembali dengan cara berbeda. 

Cara atau gaya semacam ini pula yang saya tuturkan jika ada siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan jika mengadakan semacam life in di rumah kami, seperti yang kami lakukan selama 4 tahun terakhir.

Sebagai manusia yang kadang merasa hebat, pernah juga terjebak dalam kepongahan ketika mendapat informasi yang terasa janggal dari nara sumber dengan mengejar sehingga yang ditanya menjadi kelimpungan. 

Suasana semacam ini bisa menjadi bumerang, ketika yang diajak bicara merasa tak bisa menjawab yang pas atau merasa terpojok lalu mundur dengan pelan. Pamit meninggalkan kita tanpa memberi keterangan yang informatif.

Kadang lupa dengan sikap seperti ini. Dokpri
Kadang lupa dengan sikap seperti ini. Dokpri
Masih lupa. Dokpri
Masih lupa. Dokpri
Tenang saja.... Dokpri
Tenang saja.... Dokpri
Ini bukan marah lho....Dokpri
Ini bukan marah lho....Dokpri
Keadaan seperti ini, pernah saya alami ketika saya diwawancari oleh Mas Hendra Wardana seorang K'ner Jogja penggemar dan pengamat anggrek pada saat ICD 2 di Malang Agustus 2018 silam. 

Bagaimana saya merasa dihujani pertanyaan demi sebuah informasi yang benar dan tepat. Satu pertanyaan belum terjawab lengkap ditanya yang lainnya. Pertanyaan sesudahnya belum selesai dihubungkan lagi dengan pertanyaan sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun