Ada yang melakukan dengan sedikit telanjang, tapi ada juga yang tanpa malu melepas pakaian begitu saja. Namun ada juga yang sudah risih atau malu lalu mandi dan cuci dengan pakain yang masih cukup lengkap. Mungkin karena melihat penulis jeprat-jepret dengan kamera. Tapi ada juga mbak-mbak yang tanpa malu-malu  setengah telanjang minta dipoto. Tentu saja tak mungkin diposting di sini.
Tak adakah tempat MCK (mandi, cuci, dan kakus) keluarga sehingga warga masih melakukan mandi dan cuci di telaga Sumber Gentong. Sebagai wilayah pinggiran kota, Dusun Sumber Gentong Desa Tirtomoyo kini adalah wilayah yang maju dan sejahtera  di pinggir perumahan mewah dari kalangan atas. Tentu saja keberadaan MCK keluarga sudah bukan lagi hal yang luar biasa.Â
Namun akar budaya dimana masyarakat masih menggunakan tempat-tempat umum seperti gubuk, dangau, dan telaga untuk saling bercengkerama dan berkomunikasi secara pribadi atau kelompok tak mungkin hilang.Â
Telaga dan pinggiran sungai masih menjadi sebuah institusi tak resmi di mana setiap orang, pria wanita, tua muda, anak dan remaja tanpa batas dan hambatan namun masih dalam etika norma kehidupan saling berkomunikasi dan bercengkerama penuh persaudaraan.
Anak-anak mandi, berenang, dan bermain ciblon yakni memukul-mukulkan tangan dan telapak tangan di atas permukaan air secara bergantian sehingga menimbulkan irama yang indah bagaikan ketukan gamelan yang menggema lembut dan nyaring.
Di sisi lain, para gadis dan wanita mandi dan mencuci sambil bicara pengalaman mereka atau tentang kehidupan keseharian. Ada juga bapak-bapak dan pria yang ikut mencuci dan mandi atau sekedar membantu istri dan menemani putra-putrinya sedang berenang. Atau penulis sendiri yang mandi setelah gowes melemaskan pikiran lalu ketjeh atau bermain air sambil jeprat-jepret. Semua ceria.