Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dilaksanakan di sekolah baik di tingkat dasar dan menengah sejak dulu bukanlah untuk mencetak olahragawan. Karena tujuan sebenarnya adalah untuk menanamkan hidup sehat dan keseimbangan kegiatan jasmani dan rohani serta sikap sportifitas. Namun demikian sekolah tidak bisa dilepaskan begitu saja untuk mencari dan mengembangkan bibit-bibit olahragawan. Maka dari itu dibentuklah klub olahraga usia dini di setiap gugus, yang terdiri dari 5 – 7 sekolah. Setiap sekolah diharapkan bisa mengembangkan bibit dan bakat yang dimiliki siswanya sesuai dengan unggulan yang dimilikinya. Misalnya, SDN Kasin memiliki unggulan di cabang olahraga futsal dan catur, SDK Tunas Bangsa memiliki unggulan cabang olahraga bulutangkis dan bolabasket, atau SDI Panglima Sudirman unggul cabang olahraga renang dan atletik serta senam.
Latihan tetap diadakan di sekolah masing-masing, namun demikian pada saat tertentu berkumpul di sekolah inti untuk latih tanding. Sehingga pada saat ada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), baik di babak penyisihan maupun pengiriman olahragawan tidak terlalu sulit menentukan siapa yang harus dikirim.
Lewat klub olahraga usia dini, sebenarnya telah ditemukan bibit atau calon olahragawan unggul hampir di semua cabang. Maka setiap induk organisasi sebenarnya tinggal mengembangkan setiap bibit yang ada, baik lewat pertandingan resmi atau pun eksebisi. Permasalahannya adalah di setiap jenjang pendidikan atau even yang diadakan oleh setiap induk sering kurang sinergi. Apakah masalah dana ataukah sumber daya manusia di induk yang menjadi kendala? Entahlah!! Pastinya di tingkat pendidikan dasar ( 9 tahun ), lancar-lancar saja…
[caption id="attachment_351892" align="aligncenter" width="500" caption="Rapat persiapan diadakan di dekat kolam renang salah satu sekolah."]
Tapi salah satu kendala di luar induk organisasi yang sering dijumpai oleh penulis adalah kurangnya dukungan orangtua dengan berbagai alasan. Misalnya, orangtua lebih senang jika putra-putrinya berhasil di bidang akademis!
·Foto-foto dokumen pribadi dari seleksi O2SN 2011 dan 2013 di Malang.
·Renang, bulutangkis, sepakbola mini, beladiri ( silat & karate ), dan catur tidak terekam.