Dedy Susanto dikenal oleh pengikut media sosialnya sebagai seorang dokter dan terapis handal dalam "menyembuhkan luka batin". Ia juga sering membuka acara motivasi dan hipnoterapi di berbagai kota di Indonesia. Dengan sertifikat dan lisensi yang dinilai Revina "meragukan" untuk seseorang bisa melakukan terapi tanpa adanya izin praktik dari organisasi resmi psikologi, ada banyak netizen yang curhat kepada Revina terkait praktik yang dilakukan sang doktor ini.
Beberapa peserta terapi tersebut mengatakan kalau mereka mengalami tindakan pelecehan. Sebagian peserta di chat secara personal oleh sang doktor untuk di terapi secara gratis di kamar hotel!. Selain itu ada juga yang mengaku bahwa mereka di cium badannya, dipegang pundaknya, serta disentuh dadanya sebagai dalih untuk terapi psikologi. Mereka yang menjadi korban sudah memendam lama pengalaman menyakitkan tersebut, berterimakasih pada Revina yang sudah berani mengungkapkan permasalahan ini ke media sosial.
Lebih Teliti dalam Mencari Informasi
Banyak netizen yang memberi dukungan moral atas keberanian Revina dalam mengungkap permasalahan ini ke permukaan. Para korban terapi tersebut juga merasa lega telah melihat jalan keluar atas permasalahan yang dipendamnya sejak lama. Tidak hanya itu, masyarakat yang pernah menjadi peserta terapi sang "doktor psikologi" ini ada yang merasa kaget, kecewa dan masih ada yang belum menerima.
Revina menghimbau untuk para netizen agar mencari informasi yang pasti sebelum melakukan terapi dengan psikolog, psikiater atau psikoterapis. Selain itu ia juga berpesan agar jangan terlalu terpaku sama gelar ataupun sertifikasi yang dimiliki seseorang, karena harus dilihat dulu relevansi keilmuannya dengan suatu profesi.
"Kalau mau curhat atau konseling, pastikan dulu dia psikolog atau psikater yang sudah ada surat izin prakteknya. Terus kalau misalkan dia psikoterapis lisensinya dari mana aja apakah internasional dan dia lulusan mana, karena ini hubungannya sama mental" ucap Revina
Meskipun Dr. Dedy Susanto terlihat melanggar kode etik psikologi dan ada dugaan pelecehan seksual, kita masih menunggu kabar selanjutnya dari permasalahan ini.
Kritik dan Saran Terbuka untuk Tulisan Ini