CGM Bogor Street Festival atau dikenal sebagai Cap Go Meh Bogor kerap kali menimbulkan pikiran bahwa cuma rakyat Indonesia dari etnis Tionghoa saja yang terlibat.Â
Bahkan, dulu, lupa pada tahun berapa, ada segolongan masyarakat yang mengaku "ulama" di Bogor "mengharamkan" ajang ini diadakan. Alasannya, kalau tidak salah, karena dianggap merayakan keyakinan agama lain.
Padahal, sebenarnya, kalau kita sering hadir di festival jalanan ini, di sana akan terlihat hal yang berbeda. Tidak ada perayaan bersifat keagamaan sama sekali. Rakyat tidak diajak untuk berdoa menurut keyakinan yang berbeda.Â
Masyarakat diundang untuk melihat pagelaran seni budaya di ruang terbuka.
Tentu saja, ada ritual yang dijalani oleh etnis Tionghoa di kawasan Jalan Suryakencana Bogor dan berpusat di vihara Dhanagun. Namun, tidak ada ajakan mereka yang berkeyakinan lain untuk terlibat.
Rakyat hanya diajak untuk menonton, tarian, nyanyian, pawai kostum yang disajikan banyak kelompok, dari dalam dan luar Bogor. Jenisnya pun bukan sekedar Liong dan Barongsay saja, lebih dari itu.
Situasinya lebih mirip pesta rakyat daripada festival keagamaan.
Yang hadir dan melakukan atraksi pun beragam.
Tidak jarang reog ponorogo pun ikut berlenggak lenggok, seperti di bawah ini
Juga seni budaya Sunda, seperti Aki dan Nini Lengser