Mohon tunggu...
Ryan Ardiansyah
Ryan Ardiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Tak ada kosa kata yang mampu mengambarkan

Barangkali kopi kita kurang diaduk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ayah, Izinkan Anak Bungsu Menangis

27 Desember 2021   23:26 Diperbarui: 27 Desember 2021   23:28 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja telah menemani umurnya

Saban hari kopi telah menjadi cerita hari tuanya

Zirah besi perjuangan telah di simpan rapih dalam lemari kaca

Tapi kacamatanya masih sanggup melihat tajam masa depan anaknya.

Yah...

Aku telah berjalan pada garis jalan raya

Berpetualang dalam lembaran buku

Bercumbu dengan kata-kata dai ranjang perpustakaan

Lalu berjudi pada kenyataan tuk mencari keuntungan nasib

Yah... Maafkanlah si bungsu ini

keras kepala, banyak mau, dan sedikit cengeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun