Kerap dalam perjalanan udara ketika pesawat hendak landing di Soekarno-Hatta International Airport, Cengkareng, Tangerang, Banten; terlihat dari jendela Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kecamatan itu rupa buminya ada Sungai Citarum seperti ular panjang yang meliuk-liuk.
Di kanan-kiri sungai terhampar sawah, jalan, dan kerumunan rumah yang terpisah satu dengan yang lain.
Gambaran Muara Gembong yang demikian membuat satu keinginan untuk bisa berkunjung ke sana. Setelah sekian purnama, akhirnya keinginan mengunjungi Muara Gembong terlaksana.
Dari Stasiun Bekasi, menuju Muara Gembong terbilang jauh. Beberapa kecamatan, seperti Muara Bakti dan beberapa desa harus dilewati. Hamparan sawah membentang di kanan kiri jalan.
Semakin mendekat ke titik terujung, Kampung Nelayan Maju, Desa Pantai Mekar, jalan semakin sepi dan tak ada angkot. Suasana tenang dan sudah tidak berbau Jakarta terasa di sini.
Memasuki perkampungan nelayan, terasa perkampungan itu terbilang padat. Jalan setapak memisahkan masing-masing rumah.
Melihat suasana yang ada di perkampungan itu sepertinya rob kerap terjadi, terbukti ada genangan air di sekitar beberapa rumah.
Bila fenomena rob semakin sering dan tak terkendali bisa-bisa kampung nelayan di Pantai Mekar bisa tenggelam seperti perkampungan lain yang ada di sisi utara Pantai Jawa. Masalah ini bisa jadi sudah dipikirkan oleh pemerintah sehingga ada rencana membangun tanggul raksasa.
Tiba di kampung nelayan, saya berhenti di suatu warung. Di warung itu saya memesan kopi dan mie. Beberapa gorengan seperti tempe, pisang goreng, dan ketela saya santap.