Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Percaya Kesepakatan Partai Politik

22 September 2022   08:05 Diperbarui: 22 September 2022   08:11 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meski pemilu digelar baru pada tahun 2024 namun geliat partai politik untuk membangun koalisi atau merancang pemenangan pemilu, baik legeslatif maupun presiden, sudah dilakukan. 

Tiga partai politik, yakni Partai Golkar, PAN, dan PPP, secara resmi telah membangun kesepakatan kerjasama dalam wadah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Tak hanya tiga partai itu yang telah menyatakan kerjasama untuk Pemilu 2024. 

Partai lain semacam Gerindra dan PKB juga melakukan hal yang sama bahkan mereka lebih maju dengan menyatakan pasangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres dan cawapres, tinggal kesepakatan siapa yang akan dicapreskan dan siapa yang dicawapreskan saja.

Sama seperti Gerindra dan PKB, Partai Nasdem juga melakukan hal yanga sama. Dirinya tidak mencari mitra untuk menentukan siapa-siapa capres yang akan didukung. Lewat Rakernas, Nasdem mencari capres-capres dari usulan pengurus di tingkat provinsi. Dari penjaringan nama tersebut ada 3 nama unggulan, yakni Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Pangliman TNI Jenderal Andika Perkasa. Salah satu dari mereka kelak akan diusung menjadi capres pada Pemilu 2024.

Menyikapi hal demikian, apakah kesepakatan itu sudah final, bulat, dan bertahan serta bekerja hingga tahun 2024? Dalam dunia politik jangan percaya dengan kesepakatan yang sudah dijalin. Kesepakatan yang ada bisa berubah kapan saja, bisa sebentar lagi, bisa besok, atau lusa. Tak pasti waktunya namun pasti perubahannya selagi ada kesempatan yang lebih besar. Dalam pepatah Jawa adalah istilah isuk dele sore tempe, mencla-mencle.

PKB merasa senang, gembira, dan besar kepala ketika bersama Gerindra melakukan rapat raksasa di Sentul, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu. Dihadiri ribuan pendukung kedua partai, kedua ketua umum partai, baik Prabowo maupun Muhaimin Iskandar saling puja dan puji. Bahkan dalam pertemuan tersebut disepakati koalisi bersama untuk mengusung capres dan cawapres.

Harapan PKB untuk bisa bersama Gerindra bisa jadi pudar, luntur, saat Politisi PDIP Puan Maharani melakukan safari politik ke kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor. 

Dalam pertemuan tersebut, Puan disambut secara istimewa. Diajak menunggang kuda merupakan penghormatan tertinggi dari Prabowo untuk tamunya yang datang ke Hambalang. 

Dulu saat Presiden Joko Widodo ke rumah Prabowo yang berada di atas bukit itu, ia juga diajak naik kuda yang harganya mahal itu. Anak dari Joko Widodo, Gibran Rakabuming yang saat ini menjabat Walikota Solo, juga diperlakukan sama, yakni diajak menunggang kuda saat bertandang ke Hambalang.

Selepas pertemuan, dalam konferensi press Prabowo-Puan, ada tanda-tanda mereka akan melakukan koalisi dalam Pemilu 2024. Pastinya koalisi yang dibangun adalah koalisi yang tertinggi yakni pasangan capres dan cawapres.

Puan menyatakan bahwa dirinya akan melakukan safari ke partai-partai politik yang ada. Saat melakukan safari ke Golkar, Nasdem, dan partai yang lainnya, pastinya kesepakatan yang lain akan dibuat dan dibangun dengan daya tawar yang tinggi juga.

Dari fenomena di atas menunjukan bahwa partai politik akan menjajaki kerjasama dengan semua pihak. Dalam penjajakan mereka akan bargaining. Setelah deal akan dibuat kesepakatan bersama. 

Dalam perjalanan waktu, kesepakatan-kesepakatan yang ada akan dipilih mana kesepaktan yang paling potensial untuk bisa memenagi pemilu. Ketika kesepakatan yang paling potensial dipilih maka kesepakatan yang lain akan diabaikan. Nah dari sinilah akan muncul kekecewaan dan sebutan pengkhianatan dari pihak yang merasa ditinggalkan.

Untuk itu partai politik dan masyarakat, jangan cepat percaya pada kesepakatan yang sudah dibangun, dikonferensipresskan. Mereka sebenarnya bukan melakukan kesepakatan namun melakukan penjajagan. Kesepakatan nyata adanya bila sudah mengusung secara resmi dengan mendaftarkan calon yang ada pada KPU. Sebelum itu, semua adalah penjajagan.

Gerindra adalah partai yang pernah dikecewakan dengan kesepakatan yang dijalin dengan PDIP selepas Pilpres 2009. Ada kesepakatan tertulis bahwa PDIP akan mendukung Prabowo dalam Pemilu 2014. 

Rupanya kesepakatan yang tertulis itu tidak menguntungkan PDIP. Dari sinilah makanya PDIP mengabaikan kesepakatan itu. Kecewa? Pasti sebab dukungan PDIP pastinya sangat besar dalam memenangkan Prabowo dalam Pemilu Presiden 2014.

Dengan demikian, PKB harus segera bangkit dari kesepakatan yang sudah dijalin dengan Gerindra bahwa rapat akbar di Sentul itu bukan kesepakatan akhir namun itu adalah kesepakatan awal. 

Pertemuan itu anggap saja sebagai kampanye bersama. Sebab semua belum pasti. Untuk 'membalas' pertemuan Prabowo-Puan, silahkan Muhaimin Iskandar melakukan safari politik dengan partai lainnya. Sebelum mesra dengan Gerindra, PKB telah lebih dulu akrab dengan PKS. Jadi jangan menggantungkan diri pada satu partai (Gerindra). Lihatlah keluar dan carilah yang potensial.

Partai-partai yang telah menjaring kandidat capres pun juga akan melakuakan hal yang sama. Ia akan tetap melakukan gerilya politik atau safari politik untuk mencari peluang yang besar. 

Hasil Rakernas Nasdem atau partai yang lain yang telah mendeklarasikan sosok-sosok siapa yang akan dicapreskan bisa berubah bila ada angin baru. Pun demikian koalisi yang sudah permanen, yakni KIB, bisa bubar bila ada goncangan politik yang mengharuskan salah satu di antara mereka memilih yang lain.

Untuk itu perlu ditegaskan kembali jangan cepat percaya pada kesepakatan yang telah dibangun partai politik sebelum batas waktu yang telah ditentukan oleh KPU berakhir. Ibarat anak muda, mereka akan terus gerilya mencari pasangan hidup sampai ditemukan pasangan yang ideal. 

Ukuran anak muda adalah, kaya, tampan, cantik, hidup mapan, dan mempunyai masa depan yang cerah. Kalau ukuran partai politik adalah bisa menang dan berkuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun