Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Dinasti Politik Terjadi

4 Agustus 2020   08:22 Diperbarui: 4 Agustus 2020   08:28 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pastinya mereka mendukung seseorang karena ada mahar yang menggiurkan. Bila dilihat dari pelaku pendinasti politik, masalah finansial tidak susah bagi mereka. Mereka bukan orang biasa. 

Mereka adalah orang yang mempunyai harta banyak, Dengan pengaruh yang dimiliki, mereka bisa menggalang dana dari pihak-pihak lain untuk mensukseskan anak, istri, atau kerabatnya, yang maju dalam Pilkada.

Faktor finansial inilah yang juga mampu membungkam politisi bau kencur yang awalnya koar-koar menolak dinasti politik di berbagai media. Mereka yang diawal jelas-jelas mengatakan tidak, selanjutnya mengatakan, iya, entah karena masalah finansial atau afiliasi politik. 

Dari sini menunjukan bahwa politisi menolak atau mendukung dinasti politik, faktornya karena soal kepentingan saja. Suatu saat ia menolak, di saat yang lain ia mendukung. Dari sinilah juga membuat ada ungkapan, jangan percaya omongan politisi sebab tidak bisa dipegang.

Meneruskan karier ayah dan ibu dalam dunia politik memang tidak ada yang salah. Bila melarang maka aturan itu disebut melanggar hak asasi politik seseorang. 

Ada pepatah yang mengatakan, 'buah apel jatuh tidak jauh dari pohonnya'. Dengan pengertian yang demikian, wajar atau biasa bila seorang ayah atau ibu seorang politisi maka anaknya kemudian juga akan mengikuti jejak orangtuanya. Dan ini banyak terjadi di seluruh penjuru dunia termasuk di Amerika Serikat yang disebut mbah-nya demokrasi.

Menjadi masalah bila anaknya sebelumnya tidak tertarik dalam dunia politik atau belum dikader dalam dunia politik yang panjang, berliku, dan kejam, tiba-tiba ia didorong untuk melakukan hal yang demikian. Bisa saja ia menang dalam Pilkada atau Pemilu lainnya namun hal yang demikian akan mengkhawatirkan dalam proses pembangunan. Banyak terjadi di daerah, ketika istri bupati maju dalam Pilkada kemudian menang, dalam proses pemerintahan, ternyata kebijakan yang ada dipengaruhi oleh suaminya yang pernah menjadi bupati. Disebut suaminya itu mengendalikan istrinya yang telah menjadi bupati.

Dari sinilah penerus dinasti bila masih tipis kadar politiknya membuat jalan pemerintahan yang terjadi, proses yang ada rawan dipengaruhi oleh orang-orang lain. Tidak hanya ayah, ibu, atau suami, namun juga kekuatan-kekuatan lain yang korup. Untuk itulah di sini perlunya kehati-hatian dalam membangun dinasti politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun