Ketegangan yang terjadi di wilayah Timur Tengah selepas Amerika Serikat membunuh Jenderal Qasem Soleimani, Pemimpin Pasukan Quds sayap eksternal Garda Revolusi Iran; merupakan lanjutan ketegangan-ketegangan yang sebelumnya terjadi.Â
Wilayah Timur Tengah selepas Israel menjajah Palestina, Perang Arab-Israel, Revolusi Iran, Perang Irak-Iran, Invasi Irak ke Kuwait, munculnya ISIS, membuat kawasan itu sepertinya tak pernah hidup dalam suasana damai dan nyaman bagi penduduk yang tinggal di sana. Â
Berbagai upaya perdamaian didorong oleh PBB, dunia internasional, agar masing-masing pihak menyelesaikan masalah dengan cara damai, perundingan. Iya, mereka melakukan cara-cara seperti itu meski diperlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.Â
Sayang, meski cara perundingan damai dilakukan namun di tengah jalan perundingan, di antara mereka tetap melakukan konflik senjata. Bahkan ketika perundingan disepakati, di antara mereka bahkan semua pihak yang terkait, melanggar perjanjian perundingan yang sudah disepakati.
Bila demikian, kondisi di Timur Tengah terus berlarut-larut, entah sampai kapan konflik di sana berakhir, perdamaian tercipta. Apa sih yang membuat kawasan itu itu selalu bergejolak?Â
Berikut ada beberapa faktor yang membuat Timur Tengah mengalami konflik berkepanjangan. Pertama, kawasan itu merupakan kawasan kaya minyak.
Sebagai kawasan kaya minyak dan di antara mereka, bangsa Timur Tengah sendiri, tidak atau belum mampu mengelola secara professional, hal demikian memancing bangsa-bangsa lain terutama Amerika Serikat dan Eropa untuk bisa mengelola ladang-ladang minyak yang mampu memberi keuntungan yang sangat luar biasa itu.Â
Sebab bagaimana pengelolaan minyak antara bangsa asing dengan bangsa Timur Tengah tidak menemukan titik temu, di sinilah cara-cara licik dilakukan oleh bangsa-bangsa asing yang bernafsu menguasai minyak di Timur Tengah.
Banyak cara yang dilakukan bangsa-bangsa asing yang bernafsu menguasai minyak untuk mendapatkan kekayaan alam itu. Cara-cara yang kasar adalah melakukan invasi secara langsung atau tidak langsung.Â
Dengan dalih-dalih membasmi terorrisme, radikalisme, mencegah pengembangan nuklir, Amerika Serikat dengan seenaknya melakukan invasi ke negara-negara Timur Tengah secara langsung atau tidak langsung. Belum lagi bangsa Eropa melakukan hal yang sama. Minyak itulah yang membuat gejolak selalu terjadi di Timur Tengah.
Kedua, dominannya Amerika Serikat di Timur Tengah. Harus kita akui bahwa negeri Paman Sam itu dominan di Timur Tengah. Kuatnya militer Amerika Serikat di kawasan itu tidak terkontrol dan tidak tertandingi. Akibatnya Amerika Serikat bisa sewena-wena kepada negara Timur Tengah.Â