Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ramai-ramai Pasang Antena UHF

22 Juni 2018   09:37 Diperbarui: 13 Agustus 2018   08:59 2195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menonton pertandingan langsung sepakbola khususnya Piala Dunia di Rusia 2018 lewat televisi tentu sangat mengasyikan. Nonton sepakbola dengan cara demikian tak perlu ribet. Kita tak perlu pergi ke stadion yang mungkin jaraknya jauh ditambah macet dan masalah lainnya. 

Bila pertandingan di luar negeri tentu kita harus mengeluarkan biaya, entah itu visa, tiket pesawat pergi-pulang, tiket masuk stadion, biaya hotel serta makannya. Asyiknya lagi nonton Piala Dunia kita bisa sambil makan kacang garuda. Jadi Jangan Nonton Bola Tanpa Kacang jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda.

Menonton bola bagi warga luar Jakarta tentu masalahnya tidak serumit dengan warga Jakarta. Warga Jakarta yang biasa menggunakan tv langganan, saluran kabel, tentu tidak bisa menikmati pertandingan langsung setiap babak dalam Piala Dunia. Sebab tv kabel yang ada, yang popular di masyarakat, tidak mempunyai hak siar pertandingan. 

Sementara itu pemegang hak siar piala dunia yang juga menyediakan tv kabel, sebenarnya juga memberi layanan pemasangan dan ada program siaran langsung pertandingan namun soal masyarakat pasang atau tidak itu urusan masing-masing. Jadi di sinilah kendala warga Jakarta bila ingin melihat Piala Dunia.

Hal demikian tentu berbeda dengan warga di luar Jakarta. Setiap hari mereka tidak dipusingkan dengan langganan tv kabel. Dengan memakai antena UHF mereka setiap hari bisa melihat pertandingan sepakbola, dari liga Indonesia, liga Eropa, Piala Eropa, hingga Piala Dunia 2018, tanpa diacak. Selain itu tayangan di monitor televisi mereka juga sangat jernih dan jelas tanpa bintik-bintik semut. Hal demikian bisa terjadi sebab bagi warga luar Jakarta, antena UHF mengarah pada satu titik, arah Jakarta. Misalnya bila di timur Jakarta, maka antenna UHF mengarah ke barat. Bila di barat Jakarta maka mengarah ke timur. Begitu arah-arah lainnya.

Tak bisanya melihat Piala Dunia lewat saluran tv kabel dan tak bebasnya melihat lewat streaming di youtube.com, tak membuat warga Jakarta pasrah. Tak membuat mereka pergi ke caf atau tempat-tempat berbayar untuk nonton Piala Dunia. Menghadapi yang demikian, warga Jakarta ramai-ramai memasang antena UHF.

Tak heran di awal pembukaan hingga Hari-H Piala Dunia, masyarakat pada sibuk memasang antena UHF. Mereka ada yang membeli  antena UHF yang baru, ada pula antena lama kemudian dipakai lagi. Pak Man, misalnya, ia disuruh oleh juragannya untuk membeli antena UHF baru. Tak hanya itu, kabel untuk menghubungkan antena dengan televisi pun sekalian dibelinya. Jarak antara antena dengan televisi sekitar 10 meter.

Menjelang pembukaan Piala Dunia, Pak Man sibuk naik turun memasang antena. Dirinya mengotak-atik antena dan sesekali berteriak-teriak apakah sinyal yang diterima sudah bagus atau belum. Ia mengepaskan antena ke arah pemancar stasiun tv yang memegang hak siar Piala Dunia agar gambar yang diterima sempurna. 

Juragan Pak Man memasang antena UHF sebab ia berlangganan tv kabel namun penyedia jasa tv kabel itu tak mempunyai hak siar Piala Dunia. Sebetulnya juragan Pak Man itu ingin langganan tv kabel yang menyediakan layanan tayangan Piala Dunia namun karena sibuk dengan mudik dan dihitung-hitung lebih murah dan meriah memasang antena UHF maka ia lebih memilih cara itu, pakai antena UHF.

Apa yang dilakukan oleh juragan Pak Man itu salah satu yang dilakukan oleh warga Jakarta di antara banyak warga Jakarta lainnya yang melakukan hal serupa. Apa yang dilakukan itu menunjukan antusias masyarakat dalam menyaksikan Piala Dunia. Jika tv kabel tak menyiarkan Piala Dunia, masyarakat memilih cara yang lain. 

pialadunia2018Antusias menonton Piala Dunia dilakukan dengan cara ramai-ramai memasang antena UHF. Setelah Piala Dunia, entah apa yang dilakukan terhadap antena itu, apakah dicopot atau dijadikan saksi bisu dari peristiwa Piala Dunia 2018 di Rusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun