Beberapa waktu yang lalu, di tengahpanasnya dugaan korupsi yang dilakukan oleh petinggi Malaysia dalam skandal1MDB, publik negeri jiran dihebohkan oleh makanan Hot Dog. Departemen Pengembangan Islam Malaysia meminta nama Hot Dog diganti karena dari penamaanmakanan, sebutan itu dianggap tidak cocok dengan kultur. Dog kata yang melekat pada makanan itu yang berarti anjing, baik dalam bahasa Indonesiamaupun bahasa Melayu. Anjing merupakan binatang yang selama ini dijauhi olehummat Islam karena air liurnya najiz. Air liurnya saja najiz apalagi dagingnya.
Departemen Pengembangan IslamMalaysia menegaskan bila nama Hot Dog  tidak diganti maka institusi itu tidak akanmemberi sertifikat halal. Atas kebijakan tersebut menimbulkan pro dan kontra.Bagi penjual makanan yang juga memakai kata dog,Pretzel Dog, penggantian nama tidak masalah. Ada yang menyarankan nama Pretzel Dog diganti menjadi Pretzel Sausage (Pretzel Sosis). Di sisi kontra, kebijakan yang ditelurkan itudisebut sebagai tindakan yang mengada-ada.
Apakah makanan yang sudahkondang dan dibuat sejak tahun 1852-an itu mengandung daging anjing danorgan-organ lainnya? Bila kita meminjam difinisi dari wikipedia tentang Hot Dog,makanan itu jauh dari unsur-unsur daging dan organ anjing. Disebut dalam lamamitu, Hot Dog  merupakanjenis sosis yangdimasak atau diasapi dan memiliki tekstur yang lebih halus serta rasa yanglebih lembut dan basah daripada kebanyakan sosis. Hot Dog  biasa dimakanbersama roti lunak (bun) yang berbentuk sama dengan sosis, kadang disertai bumbu dan topping. Sandwich yang terbentuk darikombinasi ini disebut juga dengan istilah Hot Dog .
Makanan yang juga disebut frankfurter ini bisa jadi rival hamburger, antara orang Frankfurt danorang Hamburg. Orang-orang Jerman yang beremigrasi ke Amerika Serikat, ratusantahun yang lalu, mempertahankan kebiasaan makannya sehingga mereka memproduksijenis makanan masing-masing. Selain dikonsumsi sendiri juga ada yang dijual kepasar dan di pusar-pusat keramaian. Isi hamburgerpun tidak jauh berbeda dengan Hot Dog  (frankfurter),yakni sayur-sayuran dan sosis.Â
Dengan melihat komposisi diatas jelas masalah dari makanan itu hanya soal penamaan (bahasa). Dalammenamakan sesuatu biasa masyarakat dipengaruhi oleh banyak banyak faktor. Bisakarena pengaruh budaya, bisa pula karena gaya bahasa yang berupa penegasan, perbandingan, pertentangan,atau sindiran.Â
Dari penggunaan gaya bahasa itumemang ada yang membuat kita salah paham karena gaya bahasa itu tidak secarategas menyebut sesuatu. Gaya bahasa membuat sesuatu menjadi tersembunyi karenadiperhalus, diperkasar, atau dibandingkan dengan yang lain secara langsung.Bisa jadi salah satu departemen di Malaysia itu salah paham karena nama sehinggamereka mengeluarkan kebijakan yang bisa jadi mengada-ada.
Dalam soal makanan memangmasyarakat banyak yang salah paham karena namanya. Saat pertama kali kitamendengar makanan yang bernama SegoKucing, dalam pikiran kita makanan itu adalah makanan kucing. Selidik demiselidik ternyata makanan itu adalah makanan manusia. Pedagang menciptakankreatifitas nama makanan dengan membandingkan (metafora) makanan yang dijual dengan makanan kucing yang ukurannyahanya sekepal tangan ditambah denganlauk seadanya, tempe, tahu, dan mie.Â
Pun demikian dalam nama Hot Dog tadi ada yang menyebut nama itudisematkan karena pembuatnya memiliki anjing jenis dachshund yang cirinya berkaki pendek namun badannya panjang. Ciritubuh dachshund disebut menjadiinspirasi bentuk Hot Dog .
Meski demikian kita juga harusjujur dalam memberi nama. Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu menyembunyikansesuatu di balik nama. Pernah ada pengalaman di Kota Solo, Jawa Tengah, banyakorang tertipu karena nama. Di sebuah warung sate, pedagang memasang tulisan menjualSate Jamu. Karena jamu dibutuhkanorang dan tidak ada dugaan sate yang dijual mengandung unsur haram maka banyakorang pergi ke warung itu.Â
Gaya bahasa yang dipakai warungsate itu rupanya menyembunyikan sesuatu atau menipu sebab ternyata yang dijualadalah daging anjing. Pedagang menggunakan sebutan jamu karena ada anggapan mengkonsumsidaging anjing bisa menambah vitalitas organ-organ tertentu pada tubuh manusia. Daripenipuan itu timbulah protes sehingga penjual mengubah nama makanan menjadi Sate Guk-Guk. Guk-guk adalah eufismedari anjing dan masyarakat sudah banyak yang tahu kalau sebutan itu menandakan binatangitu. Perubahan nama itu membuat masyarakat menjadi jelas sehingga bagi yang merasaharam dan atau mencintai anjing, mereka tidak pergi ke warung Sate Guk-Guk.Â
Untuk itu pentingnya di sinikita jangan langsung menghakimi nama namun jangan pula kita menipu denganmenggunakan nama. Kita harus jujur dalam memberi nama (berbahasa).Â