Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Beda Bahasa, Beda Persepsi Warna?

23 Juni 2015   21:32 Diperbarui: 19 Mei 2018   01:40 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nerotoh.blogspot.com

Mengacu kepada artikel yang pernah ditulis sebelumnya tentang Linguistic Relativity, masih banyak fenomena yang terjadi di sekitar kita yang disebabkan bahasa yang kita kuasai ataupun yang kita sedang pelajari. 

Hal ini dibuktikan dengan berbedanya persepsi atau penalaran terhadap kosakata tertentu dengan makna tertentu yang diartikan berbeda oleh orang-orang yang berbeda bahasa. Hipotesis Sapir & Whorf sudah menjelaskan tentang Linguistic Relativity, dimana perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan penalaran orang yang menggunakan bahasa tersebut. 

Apakah berbeda bahasa akan mempengaruhi perbedaan persepsi terhadap warna? Jawabannya adalah Ya. Setiap bahasa di dunia memiliki persepsi warna yang berbeda. Perbedaan karakteristik sistem penamaan warna ini berbeda sesuai dengan tipologi bahasanya. 

Dalam Bahasa Inggris, hijau dan biru jelas memiliki perbedaan, mereka memiliki kosakatanya sendiri: “green” dan “blue” (hijau dan biru). Namun ada beberapa bahasa yang tidak memiliki perbedaan diantara keduanya. 

Dalam ranah Linguistik, istilah ini bisa disebut grue (green+blue) karena dalam kasus tertentu, mereka sebagai penutur bahasa tidak membedakan warna-warna tertentu dalam spektrum cahaya dan tidak memiliki kosakata tertentu untuk memisahkan warna-warna tertentu tersebut.

Sebagai contoh lain, mari kita tengok negara tetangga kita Jepang. Dalam Bahasa Jepang, warna biru disebut “ao” dan “aoi”, tetapi warna tumbuh-tumbuhan dan sayuran yang sejatinya hijau justru disebut juga “ao” alias biru. Begitu pula dengan warna hijau dalam lampu lalu lintas disana. Padahal, Bahasa Jepang memiliki kosakata sendiri untuk warna hijau, yaitu “midori”.

 

Lampu lalu lintas di negeri samurai (sumber: cracked.com)
Lampu lalu lintas di negeri samurai (sumber: cracked.com)
Berbeda dengan Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia jelas membedakan antara hijau dan biru. Namun patut diingat, Indonesia memiliki ratusan bahkan ribuan Bahasa Daerah yang memiliki perbedaan sistemnya masing-masing dan justru menjadi bahasa Ibu (mother tongue) orang-orang Indonesia.

Di Indonesia, fenomena kebingungan membedakan hijau dan biru ini sudah tidak asing terjadi di sekitar kita. Dalam beberapa bahasa daerah, ada juga yang tidak membedakan antara warna hijau dan biru. Masih ada banyak orang tua yang suka mengucapkan kalimat seperti ini kepada anaknya:

  • Ibu : Hey, Nak! Mangga itu masih biru, Jangan dimakan!
  • Anak : Hah? Mangga kok warnanya biru?

 

Jangan-jangan mangga-nya memang benar berwarna biru, hehehe (Sumber: flashhaiti.com)
Jangan-jangan mangga-nya memang benar berwarna biru, hehehe (Sumber: flashhaiti.com)

Dalam Bahasa Madura ternyata juga tidak membedakan kedua warna ini . Biru adalah biru dan juga hijau. Bagaimana bisa mereka tidak bisa membedakan warna hijau dan biru? Padahal keduanya jelas terlihat berbeda. 

Apakah mereka memang buta warna? Mereka sebenarnya bukan mengalami buta warna. Orang-orang yang berbicara bahasa lokal tertentu mengalami hal ini bukan karena mereka memang buta warna, tetapi bahasa yang mereka gunakan sehari-hari membuat persepsi bahwa hijau dan biru memang terlihat sama, entah dari kosakata yang dimiliki ataupun kecendurungan menyebut kosakata tertentu untuk sebuah arti tertentu. Ini bisa disebut Linguistic Relativity.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun